"Bahwa Jabar delapan pencalegan DPR RI kami dijanjikan nomor urut satu, namun sampai sekarang ini tidak menjadi kenyataan malah kami diposisikan nomor urut tiga. Di saat kami mempertanyakan menyangkut nomor urut, di saat itu DPW lakukan rapat dan memutuskan saya boleh dipindahkan nomor urut dua dengan catatan tiga setengah miliar harus disediakan kompensasinya," katanya.
Ibrahim mengungkit sebelum Partai NasDem dipimpin dirinya seperti mati suri. Setelah ia pimpin, Partai NasDem Kabupaten Indramayu mendapat peringkat kedua secara nasional dalam perolehan KTA terbanyak Partai Nasdem tingkat Kabupaten/Kota, namun semua itu tidak menjadi penghargaan ketua DPW Jabar.
"Tidak sesuai dengan marwah partai apa yang di sampaikan ketua umum bahwa nasdem tanpa mahar. Sedikit membuat guncangan bagi kami yang ada di daerah, kami penuh semangat gerakan perubahan untuk memberikan suatu perubahan, yang tidak baik menjadi baik, yang baik menjadi terbaik baik, tapi kenyataannya dewan pimpinan pusat sendiri dilanda oleh musibah yang namanya korupsi yang merupakan salah satu musuh terbesar buat rakyat Indonesia,"ucapnya.
Sebelumnya, penolakan muncul setelah DPW Partai Nasdem Jawa Barat dalam rapat partai tertutup yang dipimpin langsung Ketua DPW Jabar Saan Mustopa dan Sekretaris Umum, memutuskan Ketua DPD NasDem H. Y Husein Ibrahim di posisikan pada nomor urut 3 pada pemilihan legislatif untuk dapil jabar 8.
Keputusan itu dianggap tidak sesuai komitmen yang disampaikan Saan, akan memposisikan Ibrahim pada urutan nomor satu pada pemilihan legislatif yang rencananya akan diselenggarakan pada awal 2024 nanti. (oro/ebs)
Load more