Bandung, tvOnenews.com - Tim Investigasi yang dua hari kemarin telah dibentuk, sekaligus dikeluarkan SK-nya oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, kini mulai bekerja.
Menurut Kepala Badan (Kaban) Kesatuan Bangsa dan Politik, Iip Hidajat mengatakan, tim tersebut berjumlah 20 orang yang melibatkan ulama, pimpinan pondok pesantren, MUI, Kemenag Jabar, Kesbangpol, serta TNI Polri.
"Untuk langkah pertama kita akan memanggil pimpinan ponpes (Panji Gumilang) untuk dipintai klarifikasinya atas kontroversinya selama ini, agar jelas," kata Iip Hidajat, kepada tvOnenews.com di Mapolda Jabar, Rabu (21/6/2023).
Apabila langkah pemanggilan terhadap pimpinan ponpes Al Zaytun, tidak kunjung direspon, tentu ada langkah kedua dengan mendatangi lokasi pondok pesantren di Indramayu tersebut.
"Yang jelas kita ingin bertabayun dulu, yang namanya investigasi kan maknanya luas, tentu kita selain harus bekerja cepat selam satu pekan, kita tidak ingin gegabah juga dalam memutuskan sesuatu," ungkapnya.
"Nanti apapun hasilnya kita akan rekomendasikan ke pa Gubernur," ungkapnya.
Iip mengatakan secara garis besar apa yang dilakukan Pimpinan Ponpes Al Zaytun itu di luar logika. Seperti beberapa waktu lalu saat anak buahnya ikut memantau aksi demontrasi di pondok pesantren tersebut terkena caci maki dari Panji Gumilang.
"Seharusnya tidak usah di bentak-bentak juga, kan kita dari Kesbangpol bagian dari negara tentu ingin hadir agar tidak terjadi sesuatu, harusnya gak gitu juga dibentak-bentak," ungkapnya.
Kawat Berduri Masih Terpasang di Ponpes Al Zaytun
Sementara, barikade kawat berduri di depan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun masih terpasang dan belum dilepas sejak aksi unjuk rasa yang berlangsung pada 15 Juni lalu. Petugas keamanan pondok juga masih terlihat bersiaga di depan pintu masuk Ponpes Al Zaytun.
Kontroversi dan polemik yang terjadi di Ponpes Al Zaytun menyedot perhatian banyak pihak. Tak sedikit warga dari luar daerah ingin berkunjung bersilaturahmi ke Ponpes Al Zaytun. Namun asa bertemu dengan pengurus dan pimpinan Ponpes pupus, karena Ponpes Al Zaytun membatasi pengunjung yang akan datang ke dalam Ponpes.
Kurniadin, warga Garut, Jawa Barat, salah satunya, yang harus gigit jari tak dapat masuk ke ponpes Al Zaytun. Niat Kurniadin bertemu dan bersilaturahmi tidak bisa terpenuhi, karena tidak diperkenankan masuk oleh pihak keamanan Ponpes. Kedatangan Kurniadin ke Ponpes Al Zaytun juga ingin bertemu langsung dengan pimpinan Ponpes Panji Gumilang.
"Kita ini sodara se-muslim untuk menyampaikan Lailahhailalah saja harus pake izin dulu, harus izin dulu pake surat atau email, setelah di izinkan baru boleh masuk. Kalau di bolehkan pengen ketemu silaturahmi sesama ulama, kami dari Garut, lagi silaturahmi di Nambo Haurgelis, saya bareng rombongan penasaran pengen silaturahmi, kenapa bisa begini kita kan sama-sama sodara se-muslim kenapa bisa begini cuman pengen silaturahmi aja," Keluh, Kurniadin Warga Garut. rabu (21/06/2023).
Sementara, rencana kunjungan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat ke Ponpes Al Zaytun, belum terlihat hingga Rabu (21/06/2023) siang. Rencananya juga, aksi gelombang unjuk rasa akan kembali digelar oleh sejumlah ormas pada Kamis (22/06/2023).(cep/rfi)
Load more