Bandung, tvOnenews.com - PWNU Jabar dan PB SEMMI minta masyarakat pikir ulang mondokkan anaknya ke Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang.
Kontroversi dugaan adanya ajaran yang melenceng dari syariat Islam pada umumnya membuat berbagai pihak angkat bicara.
Ini termasuk Ketua PWNU Jawa Barat KH Juhadi Muhammad dan Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslim Indonesia Bidang Pendidikan dan Kebudayaan.
Menurut Juhadi, jelas di Ponpes Al Zaytun itu banyak penyimpangan. Bukan hanya pernyataan, tapi juga ada pelaksanaan peringatan Hari Raya Natal itu di masjid.
"Itu menurut saya ada tempatnya sendiri, di gereja. Kalau masjid untuk salat orang Islam atau umat Islam," ujar dia, Kamis (22/6/2023).
PWNU Jabar dan PB SEMMI minta masyarakat pikir ulang mondokkan anaknya ke Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang. Dok: Istimewa
Ia mengatakan selama pengasuh atau pimpinannya masih terus melakukan perbuatan yang dianggap menyimpang sebaiknya masyarakat atau orang tua untuk tidak menitipkan anak-anaknya di sana.
"Kegiatan atau kurikulumnya yang dilakukan selama ini ya menurut saya. Atau kalau pengasuh pondok pesantren masih itu (Panji Gumilang) tentu saya berharap masyarakat harus berpikir ulang untuk memasukkan anaknya tersebut. Masih banyak pesantren lain yang jelas keilmuannya. Jadi kenapa harus mempesantrenkan anaknya di situ yang banyak kontroversi," ungkapnya.
Juhadi juga meminta dari NU atau ormas Islam agar pemerintah dari hasil kajian ada beberapa penyimpangan yang dilakukan oleh pengasuh Al Zaytun segera menuntaskan persoalan tersebut.
"Supaya tidak terjadi gejolak yang semakin besar dari masyarakat. Karena kalau tidak segera diselesaikan akan terjadi gejolak besar," ungkapnya.
Sementara itu, menurut Kabid Pendidikan dan Kebudayaan PB SEMMI (Serikat Mahasiswa Muslim Indonesia) Yoga Triana kontroversi Al Zaytun sangat luar biasa.
Melihat dari sudut pandang pendidikan, kata dia, Al Zaytun sebagai lembaga pendidikan sudah tidak bisa diindahkan lagi.
"Dari informasi yang saya dapat Al Zaytun memiliki jenjang pendidikan yang lengkap di dalamnya. Dimulai dari PAUD hingga perguruan tinggi. Dan sistem pendidikannya perlu adanya tindakan nyata dari pemerintah apakah terdapat sistem yang menyimpang atau tidak. Karena dengan menganut sistem kekitaan dan sistem pendidikan satu pipa," kata Yoga.
Menurut Yoga, akan sangat menjadi masalah jika pemerintah dalam hal ini baik Kemendikbud yang menaungi PAUD dan Kemenag yang menaungi MTs, MA dan Pondok Pesantren.
"Semua harus turun tangan karena bicara masalah pendidikan. Menyelamatkan satu generasi untuk tetap berada pada ajaran yang tepat dan tidak menyimpang," katanya.
Bahkan, sambung Yoga, untuk perguruan tinggi pada 2011 Menteri Pendidikan Muhammad Nuh menyatakan bahwa Universitas Al Zaytun itu tidak diakui keberadaannya.
"Di sini terlihat bahwa Kemendikbud dan Kemenag dapat diindikasikan tidak menjalankan fungsi pengawasannya," katanya. (cka/nsi)
Load more