"BKSDA mencatat memang ada 6 totalnya yang mati saat lahiran tapi itu tidak sekaligus jadi setiap tahun mulai dari 2021, 2022 dan 2023 itu ada. Dari kematian itu jumlahnya 6 dengan yang terbaru kemarin," ujarnya.
Usai melakukan BAP dan pemeriksaan di lokasi kandang penangkaran di kediaman Alshad Ahmad di Kota Bandung, pihaknya belum bisa memastikan apa penyebab kematian anak harimau itu.
"Nantinya akan menunggu hasil pemeriksaan laboratorium oleh dokter hewan dan biasanya itu kurang lebih dua hari atau tiga hari baru keluar hasilnya dan baru bisa diketahui apa penyebab kematiannya,” ungkapnya.
Sementara itu, Alshad Ahmad saat ditemui enggan berkomentar banyak. Dia mengatakan bahwa memang benar anak harimau miliknya mati. Selain itu, dirinya menyebut totalnya ada 6 ekor anak harimau.
"Saya enggak berani komentar banyak dulu. Tunggu BAP dari BKSDA. Ini kan pemerintah. Saya enggak berani mendahului,” singkatnya. (cep/nsi)
Load more