Subang, tvOnenews.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Subang merespons adanya laporan terkait dengan penyakit lumpuh otak yang dialami oleh kakak adik di Subang.
Kadinkes Subang dr. Maxi membeberkan bahwa dari hasil kunjungannya ke rumah kakak beradik Alkha dan Akhtar, keduanya mengidap penyakit lumpuh otak atau dalam bahasa medis Cerebral Palsy.
"Kalau saya lihat ade-ade ini yang bernama Alkha dan Akhtar, keliatannya memang kalau di medis disebut Cerebral Palsy atau lumpuh otak, itu terjadi biasanya saat masih berusia bayi ada kelainan dalam otak, jadi saraf otak rusak sehingga otot-otot tidak berkembang, sehingga usia yang sudah belasan tahun tidak bisa apa-apa," ucap Maxi, Rabu (9/8/2023).
"Kalau dari Alka yang pertama, kalau saya lihat tuh dia ada riwayat hipertensi dalam kehamilan, disebut dengan eklampsia. Jadi Ibunya sempat kejang pada saat hamil dan pada saat lahiran dia divakum jadi kepala itu disedot sehingga mungkin ada jejak atau trauma dalam otak," sambungnya.
Maxi menjelaskan, langkah yang dilakukan Dinas Kesehatan Pemkab Subang akan mengambil langkah dengan cara berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya untuk membantu seluruh kebutuhan dari kedua anak tersebut.
"Untuk di bidang kami tentunya tetap kerjasama dengan pihak terkait lainnya, kami akan saling membantu, untuk paling tidak merujuk anak ini ke dokter anak dan diteruskan ke rehabilitasi medik," jelasnya.
"Karena kalau saya lihat, untuk anak yang gede ini masih sangat mungkin anak ini tumbuh dengan bagus, sepanjang itu mendapatkan intervensinya, dokter ahli dan waktu. Mungkin ya yang kedua kami akan berkoordinasi juga dengan teman-teman dari Kementerian Sosial supaya membantu dari segi yang lainnya," pungkasnya.
Alkha Widiana (12) dan Akhtar Herdiana (5) warga dari Kampung Sukajadi RT 041/012, Kelurahan Soklat, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, sehari-hari hanya bisa berbaring di rumah mereka yang sederhana. Sesekali keduanya dipangku oleh ibunda tercinta yang sudah merawat sejak mereka lahir. Sejak kecil Alkha dan Akhtar menderita sakit yang cukup serius.
Menurut sang ibunda Susi Widiastuti (40), saat melahirkan Alkha, ia menderita hipertensi. Hal itu menyebabkan ia tidak sadarkan diri saat hendak melahirkan putri pertamanya. Karena kondisi yang tidak memungkinkan melahirkan normal, kemudian tim dokter memutuskan untuk melakukan operasi sesar utnuk membantu proses persalinan.
"Kalau untuk anak saya yang pertama Alkha saya lahir dengan cara sesar, mungkin dari pas lahir saya darah tinggi terus dipaksa ngeden terus akhirnya saya enggak sadar, terus dibawa ke rumah sakit terus di vakum," kata Susi saat ditemui di kediamannya, Rabu (09/08/2023).
Sementara untuk anak yang kedua yakni Akhtar, Susi mengungkap bahwa anaknya mengidap penyakit yang sama saat masih berumur 8 bulan dengan gejala kejang dingin atau biasa disebut epilepsi.
"Kalau yang kedua enggak di sesar lahirannya. Cuman anak yang kedua dari umur 8 bulan udah kena kejang dingin atau epilepsi," ungkapnya. Susi mengatakan, dia dan suaminya sudah pernah membawa kedua anaknya ke rumah sakit. Namun kondisi kedua anaknya masih belum sembuh. Susi juga mengaku saat ini ia bersama suaminya kesulitan membiayai pengobatan kedua buah hatinya.
"Sudah pernah dibawa ke Hasan Sadikin terus Sentosa udah juga. Sudah kemana-mana ke rumah sakit juga udah. Selama ini biaya sendiri, berobat sendiri, emang belum punya kartu KIS waktu itu, kalau kartu KIS baru kemarin-kemarin dapet tapi anaknya udah jarang berobat," ucapnya.
"Alesannya tidak berobat karena sempat ditolak karena katanya udah enggak bisa dibantu, enggak bisa normal lagi. Yang pasti kemarin kebentur biaya juga, jadi sedikit-sedikit dibawanya cuman ke puskesmas aja. Harapan saya pengen anak saya normal lah kayak anak-anak yang lain," katanya.
Susi berharap adanya uluran tangan dari dermawan dan pemerintah setempat utnuk bisa membantu pengobatan kedua anaknya.(apo/rfi)
Load more