Bandung, tvOnenews.com- Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat menyebut hingga saat ini sudah memeriksa 19 saksi terkait kasus Subang yaitu pembunuhan terhadap seorang ibu dan anak di dalam bagasi mobil di Dusun, Ciseuti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang 18 Agustus 2021.
Ibrahim Tompo mengatakan ke-19 saksi itu ada yang merupakan saksi lama dan ada juga saksi baru, untuk mengungkap kasus pembunuhan ibu anak di Subang tersebut.
"Ada saksi baru dan ada saksi lama, tidak bisa disebut identitas atau datanya agar tidak mengganggu proses dan akan diinfokan jika ada perkembangan," ungkapnya.
Ibrahim Tompo menambahkan, Polda Jawa Barat memanggil para saksi tersebut agar kasus ini bisa segera terungkap dan pelakunya dapat segera diproses hukum, untuk memberikan rasa keadilan terhadap korban dan keluarga.
Kasus ini bermula saat ibu dan anak, Tuti Suhartini (55) dan Amelia Mustika (23) ditemukan tewas bersimbah darah di dalam bagasi mobil di Dusun Seuti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Cagak, Kabupaten Subang, pada 18 Agustus 2021 silam. Namun hingga kini pelakunya belum juga terungkap.
Bebarapa waktu lalu, ahli Forensik dr Sumy Hastry Purwanti hadir sebagai narasumber di podcast Deddy Corbuzier, berbicara soal kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yang hingga kini belum menemui titik terang.
Pada awalnya Deddy Corbuzier menanyakan kepada dr Hastry apakah ada kasus yang pernah ditanganinya, tapi tak mendapat hasil yang bagus dan membuatnya angkat tangan.
"Kasus Subang, saya dikejar tuh netizen karena kasus subang, yang 18 Agustus tahun 2021 tuh," ujarnya, yang dilansir dari Kanal Youtube Deddy Corbuzier, pada Jumat (2/5/2023).
"Angkat tangannya karena apa tuh?" tanya Deddy Corbuzier.
"Iya, belum ditangkap pelakunya, belum ada. padahal saya sudah otopsi kedua. Dan saya sudah jelaskan, paparkan, udah kasih clue-clue nya, tapi belum ada tersangka sampai sekarang," bebernya.
dr Sumy Hastry Purwanti menyatakan bahwa tugasnya telah selesai dalam menyajikan data dan alat bukti.
"Tapi saya gemes, padahal menurut saya itu bisa (terungkap). Kan nonton CSI toh, kita main DNA, saya ngomongin di sini aja yah, biar didengar," tegasnya.
Dokter Forensik yang pernah menangani kasus Freddy Budiman ini menyebut bahwa DNA di TKP telah diambil, tapi tidak ada yang cocok.
"Kalau nggak ada yang cocok, kita ambil DNA yang saksi itu, ternyata dari saksi itu juga gak ada yang cocok," ujarnya.
"Kita tariklah dari garis keturunan ibu, iya kan itu siapa tahu ada yang cocok gak? ternyata belum dikerjakan," sambungnya.
Tak sampai disitu saja upaya dari dr Sumy Hastry, sebagai dokter forensik dirinya menganalisa dari jam kematian atau waktu kematian (thanatology).
"Saya punya jam kematian loh, jam kematian dia dibunuh, memang jelas dia dibunuh kan. Karena saya kan otopsi, TKP di situ," ungkapnya.
Lebih lanjut, dr Hastry Purwanti membeberkan soal waktu kematian dari kedua korban, ibu dan anak, Tuti Suhartini (55) dan anaknya, Amalia Mustika Ratu (23).
"Bu Tuti mungkin meninggal, ini bukan berdasarkan sesuai visum ya yang saya tulis, pokoknya saya ngomong jam kematian," ujarnya.
"Bu Tuti dibunuh jam 2 sampai jam 4, Amel jam 4 sampai jam 6. Saya bermain dong di jam segitu, handphone siapa yang online, ambillah DNA nya, kita di TKP tuh udah ada 2 DNA yang kita ambil diduga pelaku (yang asing)," ungkapnya.
"Mohon maaf ya, pak Kabareskrim," ucapnya seolah tak enak menyebutkan.
"Berarti lamban dong?" tanya Deddy Corbuzier.
"Ah gua nggak ngomong ya, nggak apa-apa lah gua dipindah ke kamar mayat lagi," ucapnya seolah takut menyebutkan.
"Tapi kan passion anda," Deddy Corbuzier menimpali.
dr Sumy Hastry berharap, sebagai Dokter dan Polisi agar kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang tersebut dapat segera terungkap.
"Saya tersiksa untuk Subang itu, wong datang ke mimpiku," pungkasnya.
Perlu diketahui, jabatan terakhir dr. Hastry adalah Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Semarang. Ia merupakan seorang Polwan pertama di Asia yang memiliki gelar Doktor Forensik.(cep/rfi)
Load more