Bandung, tvOnenews.com - Pinjaman Online (Pinjol) kini akrab terdengar ditelinga masyarakat Indonesia. Namun, Pinjol yang diharapkan menjadi solusi keuangan bagi sebagian orang, justru kerap menimbulkan masalah yang baru. Tidak sedikit orang yang mencari solusi sesaat, kian terjerumus ke utang yang tak pernah berujung.
Hal itu seperti yang dialami oleh Dadang Swadana, seorang pemangkas rambut yang berkios di samping Polsek Bojong Loa Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat. Dadang mengaku menyesal telah berinteraksi dengan aplikasi pinjol. Dari empat aplikasi ia terdaftar, kini Dadang berutang sebanyak Rp30 Juta.
Sudah tiga tahun Dadang terjerumus dalam jeratan Pinjol, dan sampai saat ini ia pun belum bisa melunasi pinjamannya itu.
"Hutang saya saat ini sudah mencapai 30 juta rupiah lebih dan perbulan itu harus ada uang sekitar 5 jutaan," kata Dadang.
Dadang menyebut ia tidak bisa lepas dari membayar angsuran. Jika telat membayar, maka ia akan terkena denda dan bungan pinjman akan terus membengkak. Bahkan akibat lilitan utang pinjol ia terpaksa harus menjual warisan lahan milik peninggalan orang tuanya.
Bukan hanya jeratan bunga yang membengkak jika telat membayar, Dadang juga kerap mendapat teror ke ponsel miliknya berupa pesan singkat dan panggilan dari "Debt Collector".
Tak hanya harta warisan yang amblas "ditelan" Pinjol, menurut Dadang perabot dirumahnya pun banyak yang dijual untuk membayar utang pinjolnya. Bahkan keluarganya pun juga kerap terabaikan.
"Maaf saya bahkan sudah jarang bermesraan dengan istri saya karena tiap hari harus mikir bagaimana caranya melunasi itu, dan juga jalan jalan bersama anak anak juga sudah jarang dua kali lebaran saya sedih gak bisa ngajak anak anak lebaran harus tetap buka pangkas demi terkumpul buat cicilan pinjol,"ungkapnya.
Dadang pun mengimbau bagi kaum muda untuk tidak mencoba aplikasi pinjol, selain data akan disebar tentu dengan pinjol bisa merugikan keluarga dan yang lainnya.
"Saya mencoba bertanggung jawab tapi sebenernya nyesel pengen dilunasi pengen udah gak pakai lagi karena ini masih ada saya terpaksa harus kerja lebih keras sebagai tukang pangkas rambut."ungkapnya.
(cep/ fis)
Load more