Bandung, tvOnenews.com - Kampus Intitut Teknologi Bandung (ITB) ramai diperbincangkan karena diduga telah mendukung kampanye prilaku menyimpang Lesbian, Gay, Bisex dan Transgender (LGBT) oleh sebuah unggahan yang viral di media sosial (medsos). Atas tudingan tersebut pihak kampus menepis tudingan tersebut.
Dir Kemahasiswaan ITB, Prasetyo Adhitama mengatakan formulir angket pertanyaan yang mencantumkan pilihan jenis kelamin non-biner adalah kegiatan sosialisasi pencegahan dan penanganan kekerasan itu yang dilaksanakan oleh satgas ITB.
Prasetyo menyebut ada formulir angket lain yang dikeluarkan oleh mitra ITB dan sekarang sudah tidak bisa diakses secara daring.
"Dan ternyata itu bukan dari kami dari mitra ITB yang memang melakukan hal itu dan angket itu yang secara online sudah tidak bisa diakses lain,"sambungnya.
Sementara itu terkait orasi pelangi, Prasetyo menjelaskan tidak ada kaitannya dengan kempanye LGBT. Menurutnya warna pelangi itu menggambarkan bahwa program studi di ITB itu cukup banyak. Ada sekitar 40 program studi di ITB.
Lebih lanjut Prrasetyo menjelaskan hal itu merupakan tradisi yang sudah lama sejak tahun 2013, dan jauh sebelum ramai isu soal pelangi yang memiliki hubungan dengan LGBT.
Sementara soal adanya larangan salat magrib, Prasetyo menyebut itu hanya kesalahan teknis saja.
"Acara itu dilaksanakan empat hari pertama, kedua, ketiga dan ke empat. Panitia memang sudah mengalokasikan waktu sedemikian rupa, termasuk waktu waktu untuk ibadah solat lima waktu termasuk bagi mahasiswa yang ibadah," terang Ptasetyo.
Namun, sambung Prasetyo karena menyangkut jumlahnya mahasiswa baru yang cukup banyak termasuk panitia penyelenggara yang mencapai enam ribu orang, pihak penyelenggara kesulitan mengatur tempat dalam waktu yang bersamaan.
(cep/ fis)
Load more