Garut, tvOnenews.com - Pemerintah Daerah Kabupaten Garut, Jawa Barat, menetapkan masa tanggap bencana kekeringan dalam 2 pekan ke depan. Masa tanggap itu dilakukan setelah banyak masyarakat yang mengeluh krisis air bersih di tempat tinggalnya. Terdapat 10 kecamatan yang dinyatakan terdampak kesulitan air bersih.
Musim kemarau panjang kali ini, banyak warga di Garut sudah sejak 4 bulan terakhir mengeluhkan sulitnya mendapatkan air. Sumur-sumur di rumah mereka sudah sangat dangkal bahkan sampai mengering.
"Jadi 10 kecamatan, dalam rangka mengatisipasi bencana kekeringan khususnya kebutuhan air bersih masyarakat. Ada 2 kegiatan yaitu suplai air bersih dan akan membangun pipanisasi untuk penyaluran ke sambungan rumah dan bekerjasama dengan pihak Kodim dan Polres," kata Aah Anwar Saepul, Kepala Pelaksana BPBD Garut, kepada tvOnenews.com Selasa (29/8/2023).
Ia menambahkan, dari 42 kecamatan yang tersebar di Garut, terdapat 10 kecamatan yang terdampak serius krisis air bersih. Pihaknya akan fokus mengatasi ketersediaan air, agar persoalan kesulitan air bersih di warga terdampak bisa teratasi.
"Di mana sumber ini sangat dibutuhkan masyarakat, 10 kecamatan ini sudah melaporkan krisis air bersih itu sudah masif," tambahnya.
Upaya bantuan distribusi air bersih di Garut bukan hanya mengandalkan pemerintah daerah maupun PDAM. Komunitas non pemerintah pun mulai turun tangan, seperti komunitas tukang cukur asli Garut (Asgar) dan beberapa komunitas lain terus mendistribusikan air bersih ke wilayah yang terdampak kekeringan.(thh/rfi)
Load more