Maka dari itu, Ia merasa heran pelaku bias dengan mudah mengambil data pribadinya.
”Tidak habis pikIr, bagaimana kalau pelaku menyalagunakan tindakan medis (Pemberian resep obat terhadap pasien), tentunya imbas ke dia langsung,” keluhnya.
Untuk itu, Anggi berharap pihak-pihak HRD untuk cek ulang saat proses rekuitmen, cek keaslian dokumen, hingga ungkap makelar penipuan ijazah.
“Ia memahami saat pandemi bisa saja dengan konfirmasi tidak langsung tanpa bertatap muka,bdan datanya pun langsung diupload jadi wajar,” pungkasnya.
Penggunaan data palsu tersebut terungkap ketika proses perpanjangan Str yang mana dalam data terdapat perbedaan foto yang dipasang dalam dokumen palsu dengan data yang dimiliki oleh sistem.
Load more