Kata dia, untuk kasus keracunan jajanan model sate jebred hingga memakan korban ini terbilang kasus perdana di Garut.
“Bisa saja dari pengolahan yang salah, terkontaminasi kuman atau bakteri atau karena kimia juga bisa. Tapi itu dibuktikannya dari hasil laboratorium. Ada dua kemungkinan bisa penyebabnya mikroorganisme bakteri biologis karena rentang waktu lumayan dari mulai konsumsi sampai dengan gejala itu hampir rata-rata 12 jam,” ujar Asep, Kamis (12/10/2023).
“Tapi tingkat kefatalannya lumayan juga kalau ada yang meninggal dunia. Berarti ada faktor kimia yang masuk. Bakteri pun bisa seperti itu. Tapi harus tetap dibuktikan di laboratorium," sambungnya.
Terkadang, kata dia, gejala keracunan makanan sering dianggap pasien biasa saja sehingga tidak segera memeriksakan dengan cepat ke medis. Hal itu tentu dianggap bisa memperburuk kondisi tubuh.
"Atau dia (korban) merasakan dianggapnya biasa karena awam. Misalnya, menganggap sakit perut biasa lalu minum obat dari warung. Bisa saja. Jadi berbagai faktor yang pasti itu setelah hasil laboratorium keluar,” pungkasnya. (thh/nsi)
Load more