Bandung, tvOnenews.com - Meskipun harga beras sampai saat ini masih terlampau tinggi, Penjabat (PJ) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengatakan bahwa pasokan beras di Jawa Barat terbilang aman.
Menurutnya pasokan beras sampai Rabu (7/11/2023), tersedia sebanyak 87 ribu ton. Sementara untuk bantuan pangan hingga Desember, tiap bulannya membutuhkan 41 ribu ton dan untuk konsumsi lainnya 5 ribu ton.
Selain itu, pihaknya juga bakal mengupayakan memenuhi ketersediaan beras dan cabai yang kini turut mengalami kenaikan. Mengingat pada gelar Gerakan Pangan Murah (GPM) Kota Bandung, harga yang ditawarkan masih terjangkau.
"Untuk hari ini saya juga meninjau Gerakan Pangan Murah. Jadi ada upaya pemerintah provinsi dengan koordinasi bersama kabupaten/kota untuk membantu masyarakat akan harga. Cabai itu kita mendistribusikan dari daerah yang surplus ke yang defisit. Seperti di sini (Gerakan Pangan Murah) Rp 70 ribu. Kita upayakan juga untuk bisa masuk ke pasar-pasar. Kita juga akan menjajaki antar daerah, antar provinsi (penyediaan)," ucapnya.
Mengenai GPM, lebih lanjut Bey mengatakan hingga penghujung 2023, Jawa Barat akan melakukan 31 kegiatan lagi.
Di mana rencananya GPM akan terus dilanjutkan hingga Juni 2024 mendatang.
"Ini (GPM) ke 85. Akan ditambah lagi 31. Tidak di Kota Bandung tapi di Jawa Barat. Bantuan pangan sampai Desember. Barusan dapat informasi dari Badan Pangan (Bapanas), Pak Arief (Kepala Bapanas Arief Prasetyo) diperpanjang hingga Juni 2024," ungkapnya.
Menyikapi beragam upaya ini, Bey Machmudin mengaku optimistis inflasi dan kenaikan komoditas pokok yang terjadi saat ini mampu diatasi hingga akhir tahun.
"Pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat 4,57. Inflasi 2,58 . Year to date 1,73. Akhir tahun optimis kisaran 3 tercapai. Masih sesuai target. Beras dan cabai terpengaruh, Insha Allah masih terkendali. Jadi target tadi inflasi 3 persen tercapai. Berbagai upaya kita lakukan, seperti Kota Bandung istilahnya Buruan Sae," ungkapnya.(cep/rfi)
Load more