Orang tua korban telah melapor kasus ini kepada Mapolres Garut. Namun, hingga kini perkembangan kasus masih nihil.
Luka korban cukup serius dimana bagian hidung patah serta bagian tulang tengkorak mata sebelah kanan retak.
"Anak saya seperti biasa setiap subuh berangkat dari rumah untuk ke pasar. Jualan daging di Pasar Guntur. Kadang pakai motor kadang juga jalan kaki. Saat insiden penganiayaan korban berangkat jalan kaki karena memang dekat dengan rumah," kata Odang, orang tua korban, Kamis (16/11/2023).
Keluarga korban menduga penyerangan ini dilakukan oleh orang profesional. Pasalnya, sebelum dianiaya korban terlebih dahulu dibuntuti dan luka yang dialami bukan seperti insiden spontanitas.
"Saya orang awam mengira ini luka untuk melumpuhkan anak saya pada titik yang rawan sehingga ini bukan orang sembarangan. Seperti profesional. Sebelumnya dibawa ke RS Intan Husada, tapi sekarang harus dirujuk ke RS Borromeus Bandung. Kata dokter harus operasi Sabtu besok," jelasnya.
Selama hidup korban tak pernah mempunyai musuh. Odang menduga insiden penyerangan ini ada kaitanya dengan usaha.
"Berbagai kemungkinan karena anak saya pemalu, jarang bicara, ya tidak pernah berbuat aneh-aneh," tukasnya.
Load more