tvOnenews.com - Sektor Pertanian di Kabupaten Indramayu merupakan yang terbaik se-Indonesia. Terhitung sejak 2021 hingga 2023, Kabupaten Indramayu tercatat menduduki peringkat pertama sebagai produsen padi tertinggi se-Indonesia.
Meski begitu, tetap saja ada permasalahan yang ditemui oleh para petani, salah satunya harga jual gabah yang mengalami naik turun. Apa dan siapa yang menyebabkan harga jual gabah tidak menentu? Ternyata, hal tersebut diakibatkan dari petani desa yang masih bergantung pada tengkulak. Tengkulak dalam posisi ini dapat memainkan harga seenaknya sendiri
Hal ini lah yang akan ditanggulangi oleh Bupati Nina, Agustina, yaitu memutuskan mata rantai para tengkulak. Seperti yang disampaikan olehnya beberapa waktu lalu. Ia menyampaikan bahwa sudah berkoordinasi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menyediakan mesin pengering padi (dryer), serta lahannya.
"Ketika ditanya pak Arief (Kepala Bapanas), saya bilang siap, kami siap lahan untuk dryer yang besar, jadi kita akan membeli gabahnya kepada petani semuanya," ujarnya.
Dengan begitu nantinya yang akan membeli gabah dari para petani adalah Pemerintah Kabupaten Indramayu, sehingga harga jualnya sesuai, tidak seperti para tengkulak. Dan hal tersebut juga dirasa Bupati Nina Agustina dapat memutuskan mata rantai tengkulak.
"Jadi untuk petani menguntungkan, terputuslah mata rantai tengkulak," tuturnya.
Bupati Nina Agustina memaparkan, sejak 2021 hingga 2023, Kabupaten Indramayu terus menduduki peringkat nomor satu sebagai produsen padi tertinggi di Indonesia, meskipun pada 2023 produksi padi Indramayu turun sebab fenomena El-Nino, cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya.
"Sebesar 1,76 juta ton gabah kering panen yang setara 1,45 juta ton gabah kering giling untuk tahun 2021, dan 2022 sebesar 1,79 juta ton gabah kering panen setara dengan 1,49 juta ton gabah kering giling. kemudain pada 2023 produksi padi Indramayu masih tetap tertinggi tingkat nasiaonal meskipun ada badai El-Nino, sehingga hasil produksinya menurun 1,67 juta ton gabah panen setara dnegan 1,37 juta ton gabah kering giling," pungkasnya.(chm)
Load more