Bandung, tvOnenews.com - Direktorat Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Barat mengungkap kasus proyek proyek fiktif insentif tenaga kesehatan (nakes) Covid-19 yang mencapai Rp 5,4 miliar tahun 2020-2021 di UPTD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi.
Ada tiga tersangka yang berhasil ditetapkan yaitu DP eks Direktur RSUD Palabuhan Ratu, eks SR Kabid Pelayanan dan eks WB Subkor Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan.
Sebelumnya, HC eks kepala ruangan Covid-19 RSUD Palabuhan Ratu Sukabumi telah ditetapkan sebagai tersangka dan divonis hukuman 4,5 tahun penjara.
Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Jules Abraham Abast mengatakan penetapan tersangka terhadap ketiga orang berinisial DP, SR dan WB merupakan pengembangan dari kasus sebelumnya yang menjerat HC. Ketiga orang tersebut yaitu eks Direktur RSUD, eks Kabid Pelayanan dan eks Subkor Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan.
Jules mengatakan DP Direktur RSUD Palabuhan Ratu mengajukan nama-nama tenaga kesehatan yang tidak menangani pasien Covid-19 sebagai titipan untuk mendapatkan insentif bagi tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19. Pengajuan insentif berasal dari dana APBN tahun 2020 dan APBD tahun 2021.
Proses pengajuan tersebut, ia mengatakan DP dibantu oleh SR Kabid Pelayanan dan WB Subkor Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan UPTD RSUD Palabuhan Ratu. Keduanya membuat administrasi pengajuan.
"Hasil pencairan dari tenaga kesehatan diminta kembali untuk dikumpulkan dan digunakan untuk uang kas ruangan Covid-19, dibagi-bagikan ke nakes dan non nakes serta kepentingan pribadi," ungkap dia.
Akibat perbuatan para tersangka, Jules mengatakan negara mengalami kerugian mencapai Rp 5.400.550.763 berdasarkan audit BPKP perwakilan Provinsi Jawa Barat. Ketiganya dijerat pasal 2 ayat 1 dan atau pasal 3 undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindai pidana korupsi sebagaimana diubah dengan undang-undang nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi.
"Rencana kepada tiga tersangka akan dilakukan tahap dua ke pihak Kejati Jabar," kata Jules.
Wadir Krimsus Polda Jawa Barat AKBP Maruly Pardede mengatakan nama-nama tenaga kesehatan yang tidak menangani pasien Covid-19 akan tetapi dimasukkan untuk menerima insentif mencapai 1.300 orang. Insentif yang diperoleh tiap tenaga kesehatan bervariasi mulai dari Rp 7 juta hingga Rp 15 juta.
"Dari Rp 5,4 miliar kerugian hasil audit, berhasil kita recovery aset Rp 4,8 miliar. Kita masih tracing aset lainnya," ungkap dia.
Maruly mengatakan pihaknya masih terus mendalami kasus tersebut termasuk membuka kemungkinan-kemungkinan lainnya.
(cep/ fis)
Load more