Pangandaran, Jawa Barat - Seiring meningkatnya kembali kasus Covid-19 terutama di wilayah Jawa Barat, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) DPW Jawa Barat mengingatkan semua pihak agar waspada terhadap gelombang ketiga.
PPNI Jabar mengatakan, kasus Covid-19 di wilayah Jawa Barat dalam kurun waktu dua pekan ini meningkat tajam. Tercatat di beberapa rumah sakit rujukan Covid-19 di wilayah Jawa Barat kini mengalami peningkatan keterisian tempat tidur kisaran 20 hingga 30 persen.
"Saya mengingatkan semua pihak terutama perawat agar hati-hati dan waspada terhadap Covid-19 gelombang tiga, prokes harus semakin ketat dan bagi yang belum divaksin agar segera divaksin," ucap ketua DPW PPNI Jawa Barat, DR Budiman kepada tvonenews.com, Minggu (6/2/2022) saat Muswil (Musyawarah Wilayah) PPNI ke 10 di Pangandaran, Jawa Barat.
Budiman, Wakil Dekan 1 bidang akademik fakultas teknik dan ilmu kesehatan Universitas Jendral Ahmad Yani Cimahi ini menambahkan, terhitung sejak masa pandemi Covid-19, sudah lebih dari 380 perawat yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 di Indonesia. Oleh sebab itu Budiman berharap seluruh perawat kini bisa lebih waspada dan hati-hati dalam menanggulangi pasien yang terkonfirmasi Covid-19.
"Jangan sampai gelombang tiga Covid-19 ini kembali menelan korban jiwa baik di kalangan perawat maupun masyarakat umum lainnya," tambah Budiman.
Di hadapan 27 utusan dan peninjau DPD PPNI se-Jawa Barat, Budiman menegaskan perawat memiliki peran penting dalam penanggulangan Covid-19 di Indonesia, sudah seharusnya seluruh perawat menjaga kesehatan terutama saat merawat pasien Covid-19 baik yang tidak memiliki gejala, dengan gejala ringan maupun gejala berat disertai komorbid atau penyakit bawaan.
Budiman mengatakan, dari 95 ribu perawat di Jawa Barat, sejak masa pandemi sudah lebih dari 5 ribu perawat yang terpapar Covid-19 dan lebih dari 70 perawat yang meninggal dunia. Gelombang Covid-19 dengan varian Omicron ini diharapkan seluruh perawat atau tenaga kesehatan lainnya bisa lebih hati-hati dalam merawat pasien Covid-19.
Load more