Bandung, tvOnenews.com - Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran memiliki makna tersendiri. Yakni, waktu bersilaturahim bersama sanak saudara dan handai taulan sembari bermaaf-maafan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa.
Punya kenikmatan tersendiri saat di ujung Ramadhan itu dan butuh pengorbanan. Terkadang di luar akal nalar. Bayangkan saja, mereka harus ikhlas menggunakan kendaraan baik roda empat maupun roda dua belasan jam saat mudik.
Belasan jam yang bukan pendek alias singkat menempuh ratusan sampai ribuan kilometer. Mereka hanya ingin menikmati suasana Lebaran di kampung halaman. Pemandangan perjalanan mudik kembali terlihat beberapa hari sebelum Lebaran 2025 yang ditetapkan pemerintah berlangsung pada 31 Maret.
Nah bagaimana suasana menjelang dan pelaksanaan Lebaran di zaman Hindia Belanda?
Soal mudik Lebaran juga sudah ramai kala itu. Bahkan jawatan kereta api saat itu harus menyiapkan gerbong tambahan.
Koran Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië 21-11-1938 memberitakan, perusahaan kereta api kala itu menyiapkan beberapa kereta tambahan dari Madiun ke Bandung untuk staf pribumi di perusahaan tersebut. Namun orang di luar perusahaan diberi kesempatan untuk naik.
Kereta tambahan itu bukan hanya ke Madiun, tapi juga ke Yogyakarta dan Batavia mengingat banyaknya penumpang pada saat Lebaran, kata koran De locomotief edisi 21-11-1938.
Load more