Ciamis, Jawa Barat - Situ Lengkong yang terletak di Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, kondisinya kini memprihatinkan. Lahan seluas lebih dari 100 hektar kini hanya tersisa luas 76 hektar saja. Sisanya itu, saat ini, terdiri dari 50 hektare perairan situ, 16 hektar 3 nusa dan sisanya daratan.
Bahkan menurut kepala Desa Panjalu, H Yuyus Surya Adinegara, lahan seluas 5 hektar kini berubah fungsi menjadi lapangan bola lantaran terjadinya sedimentasi sebanyak 60 hingga 90 persen. Yuyus mengatakan, kondisi ini bila dibiarkan akan berdampak buruk pada Situ Lengkong yang kaya akan wisata religi dan sejarah. Pihaknya mengaku kesulitan untuk menata lahan di Situ Lengkong lantaran statusnya yang tidak jelas.
"Kami bingung untuk melakukan penataan karena lahan di Situ Lengkong ini statusnya tidak jelas, semua pihak mulai dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Ciamis mengaku memiliki lahan di kawasan Situ Lengkong," ucap Yuyus Surya Adinegara, Minggu (20/3/2022).
Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Sumber Daya Air mengaku memiliki lahan seluas 47 hektare. Yuyus menambahkan, selain terjadinya sedimentasi, lahan tanah harim Situ Lengkong juga kini menghilang alias sudah menjadi pemukiman penduduk. Lahan harim Situ lengkong seharusnya memiliki luas 20 hingga 100 meter dari bibir Situ namun kini hanya tersisa hanya beberapa meter saja.
Bahkan Yuyus menyayangkan kondisi flora dan fauna di kawasan Situ Lengkong kini berangsur punah. Yuyus berharap semua pihak yang mengaku memiliki lahan di kawasan Situ Lengkong itu, bisa ikut bertanggung jawab atas penataan Situ.
"Saya berharap semua pihak yang mengklaim memiliki lahan di Situ Lengkong bisa bersama-sama membangun dan menata kawasan yang kaya akan sejarah dan religi ini," tambah Yuyus.
Situ lengkong merupakan danau yang sarat akan sejarah. Konon menurut Babad panjalu, kawasan Situ Lengkong di abad ke 7 sebagai cikal bakal berdirinya kerajaan Sunda Kawali. Pendiri ibu kota kerajaan adalah tokoh kharismatik leluhur Panjalu bernama Borosngora, Raja Panjalu Islam pertama.
Wisatawan yang datang ke Panjalu pada umumnya adalah peziarah yang mengunjungi pemakaman Prabu Harian Kancana yang terletak di tengah Situ. Selain pemakaman, di kawasan Situ Lengkong juga terdapat Museum Bumi Alit yang menyimpan benda peninggalan bersejarah seperti menhir, batu penyucian, batu penobatan, naskah- naskah kuno dan perkakas peninggalan milik Raja-raja dan Bupati Panjalu masa lalu, seperti pedang dan Genta (lonceng kecil) peninggalan Prabu Sanghyang Borosngora. Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tanggal 17 Maret tahun 2004 mengukuhkan panjalu sebagai desa wisata. (Aditya Tri Wahyudi/ito)
Load more