Garut, Jawa Barat- Sejumlah wanita cantik atau mamah muda korban dugaan investasi bodong, mengontrog atau mendatangi pengelola Yomi Lashes Beauty Care di Jalan Nusa Indah Tarogong Garut, Jawa Barat, pada Kamis Siang 31/3/2022. Namun mereka kecewa karena pengelola sekaligus bos Yomi Lashes Beauty Care Investasi tak ada di tempat. Selain itu pusat perawatan tubuh dan kecantikan itu kosong dan terkunci.
Saat mendatangi lokasi, sebagian dari mereka didampingi suaminya yang penasaran atas investasi bodong tersebut.
Rumah kontrakan berwarna putih yang biasa ramai dengan konsumen perawatan tubuh dan kecantikan itu sepi dan kondisinya tidak ada peralatan atau perabotan seperti biasanya.
Para suami korban berupaya menghubungi aparat Desa dan RT setempat untuk mengetahui apakah pengelola masih ada di dalam atau sudah meninggalkan lokasi.
"Sudah tadi lihat tempat praktek kecantikan dan perawatan salon gitu biasanya, tapi kosong, dikunci, pas dilihat dari lubang udara jendela depan alat kecantikan dan perlengkapan lain sudah ga ada pak, " Ucap Deni (37), suami salah satu korban.
Ia mengatakan mendatangi salon tersebut hanya untuk memastikan kebenaran atas laporan istirnya.
"Gak akan buat onar saya juga, makanya izin dulu ke yang punya wilayah. Saya cerita dulu bahwa saya hanya ingin tahu kejelasan, mau tanya ke pengelola apa uang modal Rp 10 juta bisa saya ambil lagi sekarang apa tidak?, tapi nyatanya ga ada orang satu pun, " Tambah Deni.
Kapolres Garut, AKBP Wirdhanto Hadicaksono membenarkan atas adanya laporan yang sudah masuk sejak kemarin, Rabu (30/3/2022),
"sejauh ini sudah ada 9 orang yang laporan resmi, kita akan dalami dan kita informasikan lagi, " ujar Kapolres.
Sebelumnya 30 wanita cantik atau mamah muda melaporkan dugaan investasi bodong kepada Polres Garut. Mereka mengaku jadi korban investasi bodong yang dilakukan Yomi Lashes Beauty Care. Berdasarkan laporan mereka setidaknya ada 100 orang wanita muda yang jadi korban dugaan investasi bodong. Mereka ditawati keuntungan 10-20% per bulan jika berinvestasi. Mamah muda yang tergiur akhirnya berinvestasi dengan nilai Rp.5 juta hingga Rp. 100 juta. Sempat mendapatkan imbal hasil namun dalam beberapa waktu terakhir mereka tidak mendapatkan keuntungan seperti yang dijanjikan. (Taufiq Hidayah/Hdi)
Load more