Meski demikian, material bangunan yang ambruk mengenai 20 mesin jahit yang biasa digunakan siswa untuk praktik dan belum sempat dipindahkan.
"Hanya mesin jahit yang masih ada di dalam. Kalau peralatan lab seperti komputer, mikroskop dan lain-lainnya sudah dipindahkan ke ruangan lain, jadi aman,” kata Haris.
Dikatakan Haris, ketiga ruangan tidak ambruk secara bersamaan. Melainkan satu ruangan sudah ambruk lebih dulu sekitar dua bulan lalu.
“Itu memang karena susunannya sudah melengkung sejak lama, kuda-kudanya juga sudah rapuh,” paparnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Kaliwedi, Basir menyampaikan, ambruknya bangunan tersebut sudah ditinjau langsung oleh Plt Kadisdik Kabupaten Cirebon kemarin.
Dari hasil tinjauan tersebut, pihak Disdik menyarankan pihak sekolah untuk mengajukan permohonan penghapusan aset. Mengingat, bangunan yang ambruk tersebut memang sudah tidak difungsikan lagi sejak lama.
“Jadi biar tidak menambah beban biaya perawatan. Karena memang itu sudah tidak digunakan. Kebetulan ruangan yang ada masih cukup untuk menampung belajar para siswa,” tuturnya.
Load more