Garut, Jawa Barat - Direktur RSUD dr Slamet Garut membantah pihaknya tak membayar jasa pelayanan (Jaspel) BPJS kepada tenaga kesehatan (Nakes) selama 8 bulan. Dirinya mengemukakan bahwa ada 1.200 nakes dan karyawan memang belum dibayarkan jaspel termasuk dirinya.
Sengkarut pembayaran uang Jaspel BPJS para tenaga kesehatan di RSUD dr Slamet Garut, membuat geger warga. Dipandang garda paling depan dalam penanganan Covid-19, ternyata jasa mereka malah belum dibayar oleh pihak rumah sakit. Status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Pemerintah Daerah Garut ini pun kini disorot karena pengelolaanya yang dinilai payah.
Direktur RSUD dr Slamet Garut Husodo Dewo Adi membantah bahwa pihaknya tak membayarkan Jaspel selama 8 bulan, melainkan pembayaran Jaspel BPJS tertahan sejak Oktober, November, dan Desember 2021.
"Jadi pengertianya bukan 8 bulan, itu kita nerima jasa itu bulan Oktober, November, dan Desember 2021. Dan kita menerima pembayaran BPJS itu bulan Februari 2022 kemarin. Yang jadi masalah di sini adalah pertama masalah data, jadi saya ingin setiap karyawan yang mendapatkan insentif itu betul-betul sesuai haknya. Ini yang jadi masalah di sini," kata Husodo, Selasa (24/5/2022).
Nakes yang berdinas di RSUD dr Slamet Garut berdemonstrasi Selasa siang. Mereka menuding pengelolaan keuangan rumah sakit keuangan tak berbanding lurus dengan pengorbanan para nakes.
"Pada bulan Oktober, Desember, dan November itu data kita sangat kurang, bulan September itu kita melakukan sitem informasi manajemen di rumah sakit, sistem IT di rumah sakit, karena 10 tahun gak aktif baru diaktifkan kembali bulan Oktober kemarin," tambah Husodo.
Ternyata jumlah yang belum menerima uang Jaspel BPJS bukan ratusan, melainkan terdapat 1.200 nakes dan karyawan termasuk direkturnya.
Load more