Bandung, Jawa Barat - Bayi kembar siam Queenetha Zaina dan Queenesha Zahira menjalani operasi pemisahan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Rabu (25/5/2022). Bayi kembar siam asal Sukabumi mengalami troracopagus atau xiphopagus atau kondisi dan dan perut bayi menyatu.
Bayi kembar siam ini lahir 28 juni 2021 lalu.
Ketua Tim Kembar Siam RSHS, dr Dikki Drajat Kusmayadi mengatakan operasi pemisahan bayi kembar siam ini membutuhkan waktu sekitar 8 hingga 9 jam. Dari hasil pemeriksaan selama ini, ditemukan fusi atau dempet toraks, dan, dan perut.
"Dari hasil pemeriksaan, ditemukan adanya beberapa organ tubuh yang menyatu, ada liver yang menyatu dan pembuluh darah yang saling bersambungan di dalam tubuh hingga pemisahan harus secara hati-hati," kata Dikki.
Menurutnya, persatuan organ yang cukup sulit adalah liver karena posisinya menyatu di tengah-tengah.
Untuk pemisahan bayi kembar siam ini, pihaknya melibatkan tim dokter dari multidisplin seperti tim dokter bedah, anestesi, dokter bedah anak, bedah toraks, dan bedah plastik. Selain itu, ada tim radiologi, dokter fisioterapi, patologi klinik,dan dukungan laboratorium.
Diketahui, Zahira dan Zahina merupakan bayi kembar siam asal Kabupaten Sukabumi yang lahir dengan kondisi conjoin twins thoracomphalophagus yaitu dempet pada bagian perut dan dada. Kelainan organ dalam yang lain adalah livernya menyatu di bagian tengahnya.
Bayi perempuan buah hati pasangan Abdul Muslih (31) dan Evi Susanti (21) ini harusnya menjalani operasi pemisahan pada bulan Februari kemarin. Namun karena terkendala biaya, operasi yang seharusnya dilakukan di RSHS Bandung itu pun terpaksa ditangguhkan. Biaya yang dibutuhkan untuk operasi ini tidak sedikit, diperkirakan mencapai Rp 1,6 miliar. (jha/ito)
Load more