Tasikmalaya, Jawa Barat - Ratusan guru Raudhlatul Athfal (RA) se-Kota Tasikmalaya, mengikuti kegiatan Gerakan Nasional Revolusi Mental, di alua sebuah hotel di Kota Tasikmalaya, Kamis (16/06/2022) pagi. Workshop penulisan karya tulis ini mengambil tema membangkitkan semangat guru RA melalui literasi media berbasis revolusi mental.
Dalam sambutannya, Yayan mengapresiasi langkah PD IGRA Kota Tasikmalaya yang sudah menggelar workhsop literasi yang khusus diikuti oleh para guru RA. Menurutnya, saat ini peran literasi sangat penting dalam kehidupan sehari - hari, apalagi bagi para pengajar RA. Pasalnya, para siswa RA yang masih berusia dini, sangat rentan tergerus informasi maupun berita hoax yang didalamnya sangat minim mengandung literasi.
“Dalam rangka meningkatkan Indonesia yang berdaya saing, maju dan sejahtera. Nah, nilai revolusi mental itu ada tiga, yaitu etos kerja, gotong royong dan integritas. Untuk meningkatkan tiga point itu, salah satunya dilakukan melalui literasi. Jadi kegiatan yang digagas oleh IGRA Kota Tasikmalaya ini sangat relevan dalam meningkatkan literasi,” kata Koordinator Sekretariat GTN GRNM Kemenko PMK RI, Yayan Sopyan Al Hadi, Kamis (16/06/2022).
Yayan menambahkan, salah satu problem kebangsaan saat ini adalah soal literasi atau daya baca di Indonesia, untuk satu buku dalam satu tahun itu paling dibaca oleh 90 orang. Jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Timur, dalam satu tahun per satu orang bisa membaca 20 buku.
“Nah kalau di kita di Indonesia, satu buku itu dibaca oleh 10 orang. Sementara standar UNESCO, satu tahun dibaca oleh tiga orang. Nah ini menunjukan daya baca kita rendah dan program IGRA ini sesuai dengan gerakan nasional revolusi mental meningkatkan daya baca untuk diamalkan,” ucap Yayan.
Sementara itu, Ketua IGRA Kota Tasikmalaya, Yayan Sopyan mengatakan, digelarnya workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para guru RA se-Kota Tasikmalaya dalam bidang literasi yang berhubungan dengan revolusi mental yang diikuti oleh 149 orang pengajar RA.
“Alhamdulillah pesertanya seluruh guru RA se-Kota Tasikmalaya diikuti oleh 149 orang. Ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para guru maupun pembimbing RA,” kata Yayan.
Yayan berharap, usai mengikuti workshop ini, para guru RA mempunyai bekal untuk menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas dalam bentuk sebuah karya tulis. Mungkin nanti hasil tulisannya bisa berguna bagi generasi selanjutnya.
“Saya berharap, para guru bisa mempunyai bekal terkait literasi. Nantinya mereka bisa membuat karya tulis yang hasilnya bisa berguna untuk generasi selanjutnya,” pungkas Yayan. (dai/mii)
Load more