"Sebanarnya bukan pengeroyokan, itu semua terjadi spontanitas. Namanya di lapangan kemudian terjadi kesalahpahaman, cekcok tapi saat itu oleh komandan batalyon sudah langsung dikendalikan dan minta ke anak buahnya untuk kembali. Masalahnya sudah diselesaikan. Namanya kita menghadapi sopir mabok, kita yang waras yang ngalah," ujar Dedy.
Pasukan yang datang itu sifatnya spontan karena mendengar laporan komandan batalyonnya dikeroyok oleh sopir-sopir angkot, kemudian mereka secara spontanitas ingin melindungi komandannya. Setelah sampai di lokasi kejadian, komandan ada di sana dan dijelaskan, dan permasalahan dapat diselesaikan.
Di lain pihak Pembina Angkot Jalur 09, Adang Edi Ridwan meminta maaf kepada institusi TNI atas kesalahpahaman ini dan berharap ini adalah kejadian yang terakhir terjadi perselisihan antara TNI dan para sopir angkot.
"Saya sebagai pembina di jalur 09, atas nama rekan-rekan meminta maaf kepada TNI atas kejadian yang tidak diinginkan, atas terucapnya kata-kata yang tidak berkenan yang terucap dari oknum para sopir angkot. Mohon maaf kepada Dandim wabilkhusus kepada Danyon," ujar Adang. (raa/mii)
Load more