Di pondok pesantren ini, para pengurusnya juga pernah bergabung dalam jaringan Jamaah Islamiyah (JI) pada tahun-tahun terdahulu.
"Mantan napiter Jawa barat yang ke sini sekitar 75 orang. Sebenarnya ingin semuanya hadir, tapi karena keterbatasan tempat dan tempat ini adalah pondok pesantren yang dulu merupakan jaringan JI (Jamaah Islamiyah) pengurus-pengurusnya. Sehingga, mereka juga punya kesadaran tanpa ada paksaan mengikuti program cinta negara kita. Akhirnya, kita tempatkan di sini dengan segala keterbatasan," katanya.
Dia melanjutkan, "Ini inisiatif mereka. Bahkan, ada yang mengatakan dari SD menjadi petugas upacara sehingga mereka rindu dengan upacara. Makanya kami akomodir”.
Arif mengaku upacara bendera yang dilakukan oleh mantan napiter dan kombatan ini baru dilakukan di Tasikmalaya.
Sehingga, ke depan pihaknya akan menggencarkan hal serupa dan dimasifkan di semua tempat.
"Pengibar dan petugasnya napiter satu-satunya ada di sini. Nah, ini kan kita mau lembagakan tahun depan. Maksudnya kita masifkan di semua tempat. Boleh dibilang ini di Tasikmalaya menjadi percontohan karena mereka menyampaikan ingin upacara. Makanya kita akomodir," pungkasnya. (dai/nsi)
Load more