Garut, Jawa Barat - Game online yang kerap membuat murka para orang tua, kini mulai menjadi kebanggaan setelah anak-anak yang putus sekolah menjadi atlet E-Sport Nasional. 17 anak putus sekolah mampu melanjutkan pendidikannya, setelah disekolahkan oleh E-Sport Indonesia (ESI) Garut. Mereka bahkan mampu mengubah paradigma bermain game yang candu menjadi bernilai positif.
Sebanyak 17 siswa putus sekolah di Garut hari ini, Sabtu (27/8/2022) mendapat ijazah setelah mereka disekolahkan oleh E-Sport Indonesia. Para anak usia sekolah itu putus sekolah akibat beragam persoalan, dari broken home (masalah keluarga), candu main game, hingga pergaulan bebas. E-Sport Garut yang membina para anak putus sekolah di jenjang SMP dan SMA/SMK sederajat, mampu menggali potensi mereka dan menjadikan atlet game yang masuk kedalam wadah E-Sport Indonesia.
Bertepatan dengan kejuaraan piala kemerdekaan 2022 di Garut, pengurus E-Sport Indonesa wilayah Garut, menyerahkan ijazah siswa yang awalnya putus sekolah. Mereka kini melanjutkan sekolah setelah menjadi atlet E-Sport diberbagai kompetisi game online tingkat nasional.
"Itu salah satu nilai positifnya, ESI ini sangat perhatian terhadap atletnya. Justru harus support yang kayak tadi putus sekolah, seimbang antara bidang yang lain, dan olahraga ini. Jadi harus seimbang, sehingga masa depannya tetap tercapai. Karena atlet ada batas umur," kata Widi Nugroho, Ketua E-Sport Garut, Sabtu (27/8/2022) di Jalan Otista Garut.
Widi juga menambahkan bahwa ada 17 siswa atau anak yang putus sekolah sudah kembali bersekolah dan mendapat ijazah untuk melanjutkan jenjang sekolahnya.
"Ada 17 anak putus sekolah, dari tingkat SMP dan SMA, mereka kini sudah melanjutkan sekolah bahkan ada yang sudah diberikan ijazahnya, intinya kita selalu kasih motivasi bahwa pengguna game terutama anak sekolah, bahwa game itu bukan untuk menjadi candu, tapi kalo mau main game harus menjadi nilai positif," tambah Widi.
Chanyu Putra Chaniago, salah seorang siswa putus sekolah yang mendapat program sekolah gratis mengaku lega bisa melanjutkan pendidikannya.
"Dulu putus sekolah pas lagi SMP kelas 2, ya ada masalah keluarga, kemudian tahu ada di E-Sport ada program sekolah gratis jadi ikut, alhamdulilah lulus sampai sekarang sampai lulus SMA punya ijazah,"kata Chanyu, saat ditemui di turnamen piala kemerdekaan.
Para orang tua biasanya kerap murka melihat anaknya selalu main game online, tapi dengan mengubah paradigma bermain game menjadi hal positif bagi anak ingin menjadi atlet yang mengharumkan daerah asalnya. (thh/act)
Load more