Jawa Barat - Polemik dugaan pungli Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM dengan modus kupon acara gerak jalan di Kelurahan Talun, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Selasa (13/9/22) lalu, sampai saat ini masih menjadi perhatian. Pasalnya, sejumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang mulanya tertutup mulai buka suara.
Salah satunya Hari Suryadi, KPM asal RT 03 RW 05, Kelurahan Talun ini mengaku sebelum menerima BLT, ia diharuskan membeli kupon gerak jalan dengan harga Rp 3.000 per lembar sebanyak 5 kupon seharga Rp15. Selain dirinya yang membeli kupon, banyak juga masyarakat lainnya yang harus membeli kupon untuk Milangkala Kelurahan Talun.
"Jadi kalau saya mah dikasih barcode suruh ambil BLT BBM ke Kelurahan, tapi dengan catatan harus membawa uang Rp15 ribu. Pas di Kelurahan harus beli ini (kupon) 5. Yang lain ada yang Rp30 ribu ada yang Rp45 ribu mungkin iya melihat orangnya," kata Hari.
"Iya kalau baiknya itu harusnya jangan ditarget harus beli 5 kupon kalau mau berpartisipasi, tapi seikhlasnya saja mau 1 atau 2 harusnya gitu. Karena kan kebutuhan orang itu beda-beda, ada yang lagi butuh banget ada yang buat apa-apa terus dipotong kaya gini iya jadi kurang," tuturnya.
Hal senada dikatakan KPM lainnya, Dede Gunawan, dirinya harus membeli kupon Rp15 dan barcode untuk bukti pembagian BLT. Bahkan ia harus meminjam uang untuk membayar kupon tersebut dan mengembalikannya saat uang pencairan BLT BBM.
"Sebelum adanya pembagian BLT BBM ada dari pihak RW bilang katanya harus ada uang Rp30 ribu buat beli kupon. Sementara saya kan belum ada uang, iya saya belain pinjam dulu ke tetangga. Waktu itu dimintanya iya katanya harus ada uang Rp30 ribu terus ngambil kupon di kelurahan baru cair BLTnya," kata Dede.
Load more