Tasikmalaya, Jawa Barat - Puluhan orang mendatangi Mapolsek Karangnunggal Polres Tasikmalaya untuk melaporkan seorang terduga pelaku penipuan investasi bodong, Kamis (10/11/2022).
Korban penipuan yang didominasi perempuan ini menangis di hadapan polisi saat melakukan pelaporan.
Para korban mengaku namanya telah dipinjam oleh terduga pelaku untuk didaftarkan di akun pinjaman online (pinjol) dan aplikasi bisnis online.
Salah seorang korban, Bunga (21), mengatakan puluhan korban itu merupakan gabungan dari beberapa admin.
Kemudian, admin tersebut memiliki ketua, yakni terlapor berinisial W. Mulanya, ia dan korban lain ditawari kerja sama untuk mendaftar di aplikasi pinjaman online.
Kemudian, para korban membuat akun di beberapa aplikasi dengan dipandu oleh admin.
"Itu ada beberapa admin. Setiap grup ada adminnya. Tidak tahu berapa grup, banyak pokoknya. Kemudian dari admin setiap grup itu ada ketuanya yang namanya W. Awalnya ditawari kerja sama untuk daftar di aplikasi pinjaman online. Pas lagi daftar dipandu oleh admin," kata Bunga saat dihubungi, Kamis (10/11/2022) siang.
Mulanya, kata Bunga, aplikasi yang telah didaftarkannya itu dipakai oleh admin dan dilakukan transaksi pinjaman.
Selain dicairkan melalui uang, limit di aplikasi itu juga dicairkan melalui barang atau gesek tunai (gestun).
Setiap pencairan, para korban diiming-imingi bagi hasil sebesar 10 persen. Sejak awal pencairan, pinjaman itu lancar dibayar cicilan oleh admin.
Kemudian, pada pencairan ke empat tiba-tiba para korban ditagih dan teror oleh Debt Collector (DC) dari aplikasi karena cicilannya tak kunjung dibayarkan oleh admin.
Para korban mengaku resah karena DC dari aplikasi menagih dengan kata-kata kasar.
"Awalnya sih lancar-lancar saja, setorannya dibayar oleh admin. Kemudian saat pencairan ke empat, ke lima dan seterusnya kami para korban ditagih dan diteror oleh DC. Katanya utang di aplikasi tidak dibayarkan. Kami jelas resah karena kan bahasanya juga kasar," ucap Bunga.
Bunga menambahkan dari hasil rekapan data, total korban berjumlah ratusan. Namun, yang melapor ke polisi baru ada sekira 50 orang.
Pasalnya, para korban berdomisili berbeda-beda. Bahkan, ada yang dari luar wilayah Tasikmalaya.
"Kalau jumlah pastinya tidak tahu ya, tapi dari hasil rekapan itu ada ratusan. Sekitar 400 hingga 500 orang dari beberapa wilayah. Ada yang dari Bandung dan daerah lain," kata Bunga.
Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP Ari Rinaldo mengatakan pihaknya mengaku telah menerima laporan dari puluhan korban.
Namun, soal jumlah kerugian belum bisa diketahui karena para korban belum membawa bukti yang lengkap.
"Kami kedatangan puluhan orang. Ada 30 hingga 50 orang yang datang ke kita. Melaporkan bahwa mereka ikut ke dalam investasi kepada seseorang yang dilaporkan kepada kita. Kita belum menerima informasi soal kerugiannya karena laporan awal mereka (korban) baru membawa bukti yang belum lengkap," katanya.
Menurut Ari, dari setiap korban ada yang mengalami kerugian sekira Rp 10 hingga Rp 20 juta.
Untuk memastikan jumlah total kerugian yang dialami oleh seluruh korban, kata Ari, pihaknya menyarankan para korban untuk melengkapi bukti transaksi.
Ari menambahkan pihaknya akan melakukan pemanggilan dan mengundang para korban yang saat ini berstatus saksi agar bisa diketahui jenis penipuan ini investasi atau yang lainnya. (dai/nsi)
Load more