Cianjur, Jawa Barat - Gempa yang mengguncang Cianjur Jawa Barat dengan kekuatan 5,6 magnitudo menyebabkan longsor. Disampaikan bahwa terdapat dua angkot yang berisi belasan siswa tertimbun longsor dan belum ditemukan.
Hingga malam tadi Senin (21/11/2022), aksen jalan Bogor - Cianjur masih ditutup akibat longsoran tebingan sekitar 5 meter dan terdapat pula pohon tumbang yang menutup jalan.
Tim Petugas Gabungan BPBD, Damkar, TNI dan Polri saat ini terus melakukan penyisiran area longsor.
"Tebingan sekitar 5 meter, jalur itu ketutup. Di bawahnya ada dua angkot sama satu truk," ujar Kasi Penyelamatan Dinas Damkar Kota Bogor, Hamid Suwardi saat ditemui di lokasi.
Ia mengatakan sopir dan penumpang tertimbun longsor dan belum ditemukan. Saat ini untuk badan mobil angkot belum terlihat namun badan truk sudah nampak.
"Menurut keterangan, yang di angkot itu ada 15 orang siswa anak sekolah yang baru pulang dan yang lainnya yang berteduh tadi kan hujan. Di bawahnya ada juga warung-warung itu tertimpa sama longsor."
"Angkot belum kelihatan hanya badan truk saja yang sudah kelihatan," jelasnya.
163 Korban Meninggal
Gempa dengan kekuatan 5,6 magnitudo yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) menyebab kan ribuan rumah rusak hingga memakan korban jiwa.
Tercatat gempa Cianjur membuat 162 korban meninggal dunia, 326 luka-luka dan 2.345 rumah rusak ringan sampai rusak berat.
Hal itu disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dalam keterangannya Senin (21/11/2022).
Tak hanya itu, ia juga muebut terdapat 13.784 orang yang mengungsi akibat gempa Cianjur ini.
Gempa yang terjadi pada pukul 13.20 WIB ini berada di koordinat 6.84 LS, 107.05 BT tepatnya di darat wilayah Sukalarang, Sukabumi pada kedalaman 11 km.
Selain kerusakan rumah, pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan gempa Cianjur juga menyebabkan tanah longsor dan jalanan yang tertutup di beberapa titik.
"Di jalan nasional itu ada lima mobil yang terperangkap dan laporan hingga kini belum masuk apakah sudah dievakuasi atau belum. Selain itu ada beberapa jalan Kabupaten pun terisolir," lanjutnya.
Ia juga mengatakan bahwa dari 162 korban meninggal dunia, rata-rata adalah anak-anak.
Hal tersut lantaran korban memang tengah berada di sekolah.
"Prihatin juga banyak anak-anak yang meninggal karena ketika kejadian mereka tengah mengikuti pembelajaran, dan madrasah," ucap Kang Emil.
Dalam gempa Cianjur ini juga, terdapat tiga gardu PLN yang terkendala. Satu gardu diketahui sudah ditangai.
"Baru 20 persen listrik yang sudah menyala di Cianjur dan dibutuhkan sekitar tiga hari, tetapi mudah-mudahan saja bisa lebih cepat," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam keterangannya menyebut bahwa gempa Cianjur terjadi diduga karena adanya aktivitas Sesar Cimandiri.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan gempa Cianjur ini adalah gempa buki dangkal dan tidak berpotensi tsunami. (ree)
Load more