Cianjur, Jawa Barat - Bencana alam gempa bumi yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat masih menyisakan duka mendalam bagi warga Cianjur dan Jawa Barat. Adapun kini cerita trauma korban Gempa Cianjur, Sang Kakek memilih wudhu di air keruh, Kamis (23/11/2022).
Gempa bumi yang berkekuatan 5,6 Magnitudo itu menewaskan ratusan orang dan kebanyakan anak-anak. Hingga saat ini personil Polri, BNPB, PMI dan warga saling bahu membahu untuk mengevakuasi korban terjadinya gempa bumi Cianjur, karena dampak kerusakan yang luar biasa, ada banyak bangunan yang roboh.
Cerita Trauma Korban Gempa Cianjur, Sang Kakek Memilih Wudhu di Air Keruh.
Korban Gempa Cianjur masih merasa trauma karena reruntuhan rumah akibat guncangan magnitudo 5,6 pada Senin (21/11/2022).
Setelah tiga hari pascagempa, warga Kampung Babakan Gasol, Desa Mekarsari, Cianjur, Jawa Barat, masih tinggal di posko pengungsian wilayahnya.
Dari pantauan tvOnenews di lokasi, warga masih menunggu bantuan dan pengamanan.
Seorang warga bernama Yayan (57 tahun) mengaku masih trauma seusai gempa yang mengguncang wilayahnya.
"Trauma atuh, gimana juga rumah ambruk," kata dia, Rabu (23/11/2022).
Kakek, empat cucu itu bercerita soal kegiatannya selama di posko pengungsian yang sulit untuk salat karena penuh dengan orang.
Ketika memasuki waktu salat, dia mengatakan perlu berjalan sekitar 200 meter ke musala terdekat dari posko pengungsian.
Padahal, dia mengatakan musala tersebut pun mengalami keretakan pascagempa.
"Mau gimana juga harus salat. Jadi, bismillah saja nggak kejadian lagi (gempa)," ujarnya.
Namun, Yayan mengaku pasokan air terhenti sehingga warga kesulitan untuk mengambil wudhu.
Yayan bersama warga pun terpaksa menggunakan air keruh kobangan berwarna cokelat bercampur lumpur untuk wudhu.
"Keran wae mati. Jadi, memang terpaksa wudhu di sini karena air bersih susah, nggak ada-ada," jelasnya.
Update Korban Gempa Bumi Cianjur
Proses evakuasi korban gempa Cianjur. (tim tvone - M Bagas)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa gempa bumi yang berkekuatan 5.6 magnitudo yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat pada Senin (23/11/2022) telah menyebabkan 271 orang meninggal dunia.
"Yang sudah betul betul ada jenazahnya ya jadi tercatat per hari ini ada 271 jenazah," ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam keterangan pers pada Rabu (23/11/2022).
BNPB mengatakan,ada kemungkinan jumlah korban akibat gempa Cianjur akan bertambah.
Pasalnya, pihak BNPB belum dapat memberikan kepastian apakah 271 korban sudah termasuk dengan yang sudah dimakamkan oleh keluarga atau tidak.
"Kami belum bisa memastikan yang dimakamkan oleh keluarga keluarga ini sudah masuk ke 271 atau belum karena bisa saja missnya begitu Jenazahnya sudah ada kemudian dimakamkan tanpa dilaporkan ke Puskesmas atau rumah sakit. Jadi 271 ini yang sudah terkonfirmasi Puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Cianjur," katanya.
Sementara untuk korban hilang, hingga Rabu (23/11/2022) sore, BNPB menyatakan masih ada 40 orang yang dinyatakan hilang.
"39 di Cugenang, 1 orang di warung Kondang," kata Suharyanto.
BMKG Ungkap Pemicu yang membuat dampak Gempa Bumi Cianjur terasa luar biasa
Informasi terakhir pada pukul 17.00 WIB kemarin, sudah ada sebanyak 45 gempa susulan dengan magnitudo tertinggi adalah 2,4 Magnitudo dan yang terendah adalah 1,7 Magnitudo.
Reporter tvOne berkesempatan langsung untuk mewawancarai Bayu selaku Sub Koordinator Bidang Info Gempa Bumi BMKG. Hal yang ditanyakan terlebih dahulu adalah terkait bagaimana kondisi sehingga menyebabkan terjadinya gempa yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat.
"Dari BMKG sendiri, hasil sementara masih menduga bahwa gempa bumi ini akibat dari pergeseran sesar Cimandiri. Namun, seperti kita ketahui bahwa di wilayah tersebut. Di wilayah epicenter itu ternyata sangat kompleks, ada beberapa sesar lokal lainnya yang bisa jadi juga memicu gempa tersebut, jadi dari wilayah tersebut main fault-nya atau jalur sesar utama adalah sesar Cimandiri." ujarnya dikutip dari tayangan Breaking News tvOne, pada Senin (21/11/2022).
Namun, Menurutnya, bisa jadi ada sesar lokal lain seperti dari Padalarang, kemudian Cirata dan Sesar lokal lainnya yang belum teridentifikasi.
Lebih lanjut, Reporter tvOnenews menanyakan soal dugaan apa yang terjadi pada Sesar Cimandiri dan Sesar Padalarang sehingga menyebabkan gempa yang dampaknya menghancurkan rumah-rumah warga dan ratusan korban tewas.
"Jadi pemicunya ini yakni Sesar dengan mekanismenya adalah geser, jadi gempa bumi itu ada tiga mekanisme, ada yang naik, kemudian yang turun dan ada yang geser. Dan yang sekarang ini, gempa bumi yang ada di krastel atau kerak bumi itu mekanismenya adalah geser." terangnya di Gedung BMKG, Jakarta pada Senin (21/11/2022).
Publik pun bertanya-tanya soal gempa yang terjadi pada sekitar pukul 13.00 WIB yang ber-magnitudo 5,6 dan dampaknya begitu besar sehingga menyebabkan kerusakan rumah dan korban yang berjatuhan.
Dari semua itu, apa yang menyebabkan gempa terasa sangat luar biasa dampaknya. Yang diketahui gempa dangkal dengan kedalaman 11 Kilometer.
"Ini karena gempa tersebut berada di tempat atau kedalaman dangkal, sehingga energi yang hanya 5,6 itu bisa sampai ke permukaan, lebih dekat ke permukaan. Dan kebetulan diatasnya itu adalah pemukiman yang padat penduduk." ujarnya.
Pihak BMKG menjelaskan kemungkinan lain penyebab dampak yang dahsyat dari gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat.
"Ada kemungkinan lain, selain tadi gempanya dangkal dan dekat dari pemukiman. Kemudian ada side effect local yang kemungkinan geologinya lebih lunak, kemungkinan yang kedua adalah dari Infrastruktur yang dibangun disana (cianjur), jadi apakah memang sudah standar yang memasukkan faktor gempa buminya. Ini kita harus cek lagi, itu yang memungkinkan ada kerusakan yang lebih signifikan" pungkasnya.(ebs/put/ind)
Load more