Cianjur, Jawa Barat - Kabar tentang para korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur yang menghadang mobil pembawa bantuan logistik terus mencuat dan viral di media sosial.
Adapun alasan para pengungsi tersebut memaksa minta bantuan hingga menghadang dan bahkan ada yang mencuri lantaran kebutuhan logistiknya belum terpenuhi.
Seperti diketahui, Menurut Bupati Cianjur, Herman Suherman banyaknya titik pengungsian yang belum terjangkau bantuan lantaran akses jalan yang sulit dilalui oleh transportasi darat.
Terkait hal itu, Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI, Suharyanto mengizinkan para donatur untuk membagikan bsntuannya langsung kepada para korban gempa di posko-posko pengungsiannya.
Hanya saja, menurut Suharyanto, agar lebih aman dan tertib, pendistribusian bantuan tersebut harus dikawal oleh aparat keamanan yakni polisi.
"Kemudian, pendistribusian logistik hari ini sudah berjalan semakin baik, untuk yang ingin mendistribusikann logistiknya langsung ke pengungsi mungkin ada beberapa organisasi masyarakat yang meminta secara langsung tidak harus melewati posko meskipun sudah lapor posko, ini diijinkan tetapi dengan pengawalan kepolisian," tutur Suharyanto di Kantor Bupati Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/11/2022).
Hal ini, kata dia, untuk mencegah tindakan-tindakan yang tidak diinginkan seperti penghadangan warga dan pencurian.
"Jadi sudah mulai dikawal oleh kepolisian untuk mencegah adanya berita-berita viral ataupun potongan-potongan rekaman video yang memperlihatkan adanya penghadangan-penghadangan entah oleh warga terdampak atau oleh warga-warga lain, untuk meminta barang ataupun uang. Nah ini sudah dilakukan pengawalan," terang Suharyanto.
Menurut dia, pengawalan ini juga sebagai bentuk penertiban dalam mendistribusikan bantuan logistik untuk para korban gempa bumi Cianjur.
"Jadi mudah-mudahan ke depan seiring dengan berjalannya waktu semakin baik dan semua masyarakat kabupaten Cianjur sekitar 62 ribu lebih ini semua bisa terlayani," tutupnya.
Sebelumnya, Bupati Cianjur mengatur strategi pendistribusian bantuan logistik agar melalui satu pintu yakni diantar ke lokasi dengan menggunakan mobil Satpol PP.
Namun sebelumnya, para korban harus melapor ke aparat desa setempat untuk mendapatkan bantuan.
Tentu hal ini menuai protes para korban, sebab dianggap mempersulit korban untuk mendapatkan kebutuhan logistik mereka dalam kondisi darurat.(rpi/muu)
Load more