Cianjur, Jawa Barat - Pusat Krisis Kementerian Kesehatan (Puskris Kemenkes) Jaya memaparkan lima penyakit yang dijumpai di pengungsian korban gempa Cianjur.
“ISPA, gastritis, hipertensi, diare dan diabetes,” ujar Jaya, Minggu (27/11/2022).
Jaya memaparkan berdasarkan data yang dihimpun tanggal 23 November 2022 ke 24 November 2022, tren ISPA memang terus naik.
“Pengungsi yang terkena ISPA tercatat 744. Alhamdulillah sekarang sudah melandai. Dari 744 menjadi 600,” jelasnya.
Dia memaparkan pihaknya melakukan pengendalian penyakit pascabencana di pengungsian.
Minggu pertama merupakan pengendalian trauma. Minggu kedua adalah pengendalian non-trauma, yakni penyakit-penyakit yang dijumpai di pengungsian.
“Kami drop sekitar 2.000 relawan ke pengungsian,” ujarnya.
Kepala BNPB Suharyanto menambahkan ada 325 titik pengungsian korban gempa Cianjur.
“Per hari ini, satgas gabungan sudah berhasil mengidentifikasi titik-titik pengungsian,” kata Suharyanto.
Suharyanto merincikan dari 325 titik pengungsian itu, 183 di antaranya merupakan titik pengungsian terpusat dengan kekuatan pengungsi lebih dari 25 orang.
Sedangkan, 142 lainnya merupakan titik pengungsian mandiri dengan kekuatan pengungsi di bawah 25 orang.
Terkait jumlah korban, hari ini ditemukan 3 jenazah. Dengan demikian, jumlah korban yang meninggal dunia mencapai 321 orang.
“11 Orang masih dinyatakan hilang. Korban luka berat yang masih dirawat di seluruh rumah sakit yang ada di Kabupaten Cianjur atau rumah sakit lain terdata 108 orang. Ini di luar dari yang ada penyakit-penyakit setelah mengungsi,” jelasnya.
Suharyanto menyebutkan distribusi logistik kepada korban gempa jauh lebih baik dari kemarin.
Sementara itu, 11 korban gempa Cianjur masih hilang meski telah memasuki hari ketujuh pascagempa.
Kepala Basarnas Jabar Jumaril mengatakan pihaknya mengoptimalkan tiga hal untuk menemukan korban yang masih hilang.
“Pertama, pembagian area. Ada tiga worksite: Warung Sate Sinta, RT 03 Desa Cijedil dan Kampung Cicadas,” kata Jumaril. Kedua, lanjut Jumaril, kerja sama dengan unit satwa. Anjing pelacak masih akan dikerahkan ke area-area yang dicurigai adanya korban.
“Ketiga, optimalkan alat berat. Kalau manual itu masih sulit dilakukan,” jelasnya. (nsi)
Load more