Sukabumi, Jawa Barat - Peredaran narkoba di Sukabumi menduduki posisi ke 3 di Jawa Barat, bahkan prevalensi kasus narkoba di Sukabumi naik 1,95 persen dari tahun 2021. Kebanyakan barang yang masuk dan digunakan oleh pecandu adalah narkoba jenis ganja
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional Sukabumi M Retno Daru Dewi pada Rabu 30 November 2022 usai Menghadiri acara sosialisasi bahaya serta dampak negatif atas penyalahgunaan narkoba di Proyek Perumahan Goalpara Hills yang berlokasi di Desa Limbangan, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.
"Masih sama, ganja di kita masih tinggi. Apalagi Sukabumi dari mulai kabupaten larinya ke kota. Kita itu menjadi target empuk para bandar yang ada," ujar Retno.
Menurut Retno, penyebab peredaran meningkat tak terlepas dari faktor pandemi Covid-19. Bandar narkoba menurutnya memanfaatkan pemesanan via online untuk menjangkau para konsumennya.
"Justru dengan pandemi yang kita semuanya banyak aktivitas di rumah, ternyata bandar-bandar itu justru melihat momen ini dan mereka mengambil kesempatan dengan peredaran lewat online. Ternyata kerja mereka lebih greget dan lebih militan," tuturnya.
Retno mengungkapkan, kasus narkoba 1 ton yang tertangkap di Pangandaran. Itu sumbernya berasal dari Sukabumi.
"Kemarin Jabar masuk 1 ton itu sumbernya dari sini, Tegalbuleud tapi ketemuannya di Pangandaran," ungkapnya.
Dengan luas yang mencapai 419.970 Hektare, Sukabumi membuatnya jadi kabupaten terluas di Pulau Jawa setelah Banyuwangi. Dan laut Selatan yang membentang panjang mempermudah para penyelundup narkoba masuk.
"Kita banyak jalur peredaran lautnya, 4 jam saja sudah masuk Pulau Christmas. Pulau Christmas kita tahu lah itu tempat yang luar biasa peredarannya, kemudian dari Iran juga masuk. Jadi dari sisi geografis kita sangat berpeluang untuk orang bisa masuk," ucapnya.
"Permasalahannya begini, ketika mereka transit ya kalau dia di sini orang pakai misal 100 orang. Awalnya hanya transit, tapi ketika orang pakai di Sukabumi jadi kebutuhan, Nah Negara tidak boleh kalah jadi dengan prevalensi yang meningkat, justru kita harus semakin aware. Kita sudah nggak bisa lagi barang-barang masuk dihantem, biarlah itu tugas penegak hukum. Tapi yang jadi tugas kita semua adalah bagaimana satu wilayah itu bertahan, punya ketahanan untuk menolak peredaran yang ada, jadi menciptakan wilayah bersih dari narkoba," jelasnya. (raa/mii)
Load more