Garut, tvOnenews.com - Pemerintah Daerah Garut buka suara terkait audiensi Aliansi Umat Islam (AUI) Garut bersama Komisi 4 DPRD Garut terkait temuan 3.000 LGBT.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengaku prihatin dan perlu ada langkah pembinaan.
Helmi mengatakan Garut merupakan warisan kota santri sehingga wajib mempertahankan perilaku masyarakat terbingkai akhlakul karimah.
Kasus LGBT di Garut yang muncul kali ini bukan secara tiba-tiba. Akan tetapi, sudah dimulai beberapa waktu yang lalu.
Dia mengatakan bahwa berapapun jumlah keanggotaannya, pihaknya harus mengambil langkah untuk pembinaan.
"Jadi berapapun jumlah anggota LGBT, saya merasa prihatin. Garut ini termasuk kota santri. Kita harus menyatukan langkah untuk melakukan pembinaan walaupun datanya saya belum mendapatnya yang resmi. Tapi berapapun jumlahnya akan dilakukan pembinaan," kata Helmi, Rabu (14/12/2022).
Dia menambahkan secara resmi undangan untuk audiensi lanjutan belum ia terima. Akan tetapi, kabar menjamurnya 3.000 LGBT di Garut baru ia dapat dari awak media.
“Belum dapat surat resmi. Saya baru baca dari media. Jadi nanti kita berbagi jadwal dengan Pak Bupati. Yang jelas Garut diwarisi kota santri wajib mempertahankan agar perilaku masyarakat kita terbingkai dalam akhlakul karimah," jelasnya.
Kasus temuan 3.000 anggota LGBT di Garut diutarakan oleh Aliansi Umat Islam (AUI) Garut. Angka 3.000 LGBT muncul setelah pihak AUI melakukan kajian dan terjun ke lapangan
Dengan menemukan komunitas tersebut, AUI menuding keanggotaan LGBT di Garut sudah tak malu-malu eksis di media sosial. (thh/nsi)
Load more