Cianjur, tvOnenews.com - BNPB meminta kepada warga korban gempa Cianjur, Jawa Barat, agar tidak menerima bantuan pembangunan kembali rumah mereka dari berbagai kalangan termasuk organisasi kemanusiaan kecuali untuk hunian sementara (huntara) karena akan menggugurkan bantuan dari pemerintah.
"Kalau ada relawan atau NGO yang ingin memberi dan membantu pembangunan kembali rumah rusak berat milik korban bencana, maka bantuan stimulan pembangunan rumah rusak akibat bencana yang berjumlah Rp60 juta dari pemerintah pusat akan hangus," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.
Rapat yang akan digelar bersama pemerintah daerah, relawan dan NGO untuk menyamakan pemikiran agar niat membantu tidak merugikan penyintas atau korban gempa yang menerima karena mereka tidak boleh mendapatkan dua bantuan yang sifatnya sama perbaikan rumah kembali atau hunian tetap.
Pihak BNPB akan mengarahkan bantuan dari berbagai kalangan termasuk relawan dan NGO ke hunian sementara (huntara) yang tidak akan menggugurkan bantuan dari pemerintah pusat yang nilainya untuk rusak berat Rp60 juta, rusak sedang Rp35 juta dan ringan sebesar Rp15 juta.
"Kami meminta warga korban gempa Cianjur, tidak asal menerima bantuan dan memperhatikan aturan yang berlaku sebelum menerima bantuan termasuk pembeli, jangan sampai sudah menerima bantuan mereka mengeluh karena nilainya kecil," kata Suharyanto.
Bupati Cianjur Herman Suherman, meminta warga korban gempa untuk bersabar menunggu giliran pencairan dana bantuan untuk membangun kembali rumahnya dari pemerintah, karena ketika menerima bantuan yang sama dari pihak lain akan gugur bantuan dari pemerintah.
"Untuk warga yang menunggu giliran bantuan cair, dapat membangun hunian sementara dari pemerintah atau relawan dan pihak lainnya, agar tidak gugur bantuan yang akan diberikan pemerintah pusat," katanya.
Diberitakan Sebelumnya, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyebut pembangunan rumah bagi penduduk korban gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dilakukan secara bertahap sehingga akan ada warga yang belum mendapat renovasi hunian saat ini.
"Target kami yang tahap III di bulan Januari 2023, kalau nanti ada tambahan tambahan lagi, paling tidak di Februari semua dana sudah disampaikan," katanya di lokasi Hunian Tetap Relokasi tahap I di Desa Sirnagalih, kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Rabu (4/1) 2023, saat menyampaikan hal tersebut ketika menemani Wakil Presiden Ma'ruf Amin meninjau lokasi relokasi bagi para korban gempa Cianjur.
"Kita sedang masuk ke tahap 3, mudah-mudahan bisa selesai semua pendataannya juga sudah selesai. Semuanya sekitar 60 ribu rumah yang rusak berat sendiri hampir 18 ribu," tambahnya.
Tentu saja, kata dia, tidak 100 persen bantuan langsung diberikan sebagaimana petunjuk Presiden untuk yang pertama diberikan 40 persen dari anggaran.
Bagi masyarakat yang rumahnya berada di lokasi yang aman dari gempa, kata dia, pemerintah memberikan bantuan pembangunan kembali rumah sedangkan bagi masyarakat yang tinggal di lahan rawa gempa maka pemerintah menyediakan hunian di kawasan relokasi.
"Nanti yang dibangun oleh yang punya rumah tentu saja juga didampingi dari Kementerian PUPR agar yang dibangun itu adalah rumah tahan gempa, silakan dibangun dulu dan misalnya diambil uang muka 40 persen kekurangannya nanti selesai rumahnya (pengambilan uangnya) itu selesai, itu yang namanya di 'reimburse' itu," katanya.
Sedangkan bagi warga yang tidak memiliki kemampuan untuk membangun rumah, maka akan dibantu TNI/Polri dan BNPB.
"Maupun pihak ketiga terkait aplikator yang selama ini selalu membantu masyarakat dalam pembangunan rumah tahan gempa di beberapa wilayah lain seperti itu," tambah Suharyanto.
Sedangkan Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan pemerintah kabupaten masih sedang melakukan pendataan terkait relokasi rumah.
"Besok kita akan melakukan sosialisasi kepada warga masyarakat yang akan direlokasi ke tempat ini. Ada di tiga Kecamatan, Kecamatan Cianjur yang di Rawa Cina, kecamatan cugenang yang ada di Sarampa, dan juga ada satu lagi di Cijedil ada kecamatan Pacet yaitu di Desa Ciputri," katanya.
Ia menargetkan surat keputusan dengan berdasarkan nama dan alamat mereka yang akan tinggal di hunian tetap tahan gempa akan segera diselesaikan.
Pemerintah memberikan bantuan berdasarkan tingkat kerusakan rumahnya masing-masing menjadi Rp60 juta (rusak berat), Rp30 juta (rusak sedang), dan Rp15 juta (rusak ringan).
Progres bantuan pada Tahap 1 diberikan bagi 8.316 unit rumah dengan rincian 1.964 unit rumah rusak berat, 2.543 unit rumah rusak sedang dan 3.809 rumah rusak ringan. Bantuan sudah disalurkan ke 40 persen rekening penerima manfaat, sisanya 60 persen akan diserahkan setelah progres pembangunan mencapai 40 persen.
Sedangkan pemberian bantuan Tahap 2 diberikan kepada 16.745 unit rumah, rinciannya 2.499 unit rumah rusak berat, 4.834 unit rumah rusak sedang dan 9.412 unit rumah rusak ringan. Bantuan sudah disalurkan ke rekening pemda, selanjutnya data akan divalidasi oleh BNPB sebelum disalurkan ke rekening penerima manfaat.
Pada tahap I dilakukan renovasi rumah di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku seluas lokasi 2,5 hektare dengan target pembangunan total sejumlah 200 unit (80 unit ditargetkan selesai akhir Desember 2022 dan 120 unit selesai Januari 2023).
Hingga 3 Januari 2023, sudah ada 188 unit lokasi siap bangun, 264 unit Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) terpasang lengkap, 164 unit tertutup atap dan 91 unit selesai 100 persen. Luas tanah untuk satu rumah adalah 75 meter persegi dengan bangunan 36 meter persegi dengan lantai keramik dan listrik 900 watt.
Sedangkan tahap II pembangunqn di Kecamatan Mande seluas 30 hektare, masih dalam proses peralihan status dan land clearing tahap awal. Progres per 3 Januari 2023, 43 unit lokasi siap bangun, 14 unit RISHA terpasang lengkap dan 4 unit tertutup atap.
Pemerintah juga membuat rumah tahan gempa dengan spesifikasi berupa pondasi lajur batu kali dengan struktur baja CNP dibungkus mortar. Dindingnya menggunakan bata ringan yang diaci serta dicat. Kusen dan rangka atapnya memakai baja ringan. (ant/ade)
Load more