"Ini kita memantau aktivitas panen yang dilaksanakan warga Kecamatan Nogosari. Ini berada di hamparan antara Guli dengan Rembun. Ini hamparannya sekitar 70 hektar. Beberapa waktu lalu pernah diubin itu produktivitasnya sekitar 6,03 ton per hektar gabah keringnya. Kemudian kalau harga ini sekarang agak turun lagi Rp 5000," ujar Bambang Jiyanto.
Bambang menjelaskan, luasan khusus untuk Kecamatan Nogosari pada bulan Februari sekitar 2000 hektar. Kemudian untuk Boyolali di bulan Februari direncanakan panen di 10.487 hektar.
"Jadi tinggal kalikan saja, coba kalikan 5 ton kan sudah segitu. Jadi untuk bulan ini Alhamdulillah lumayan cukup panennya. Ketersediaan aman. Per kapita kebutuhan makan untuk beras itu sekitar 9000. Tadi kita panen saja sudah 10.000. Mudah-mudahan harga gabah naik dan harga beras tidak naik." ungkap Bambang.
"Beberapa waktu lalu harga gabah sudah sampai di Rp 5.700, kesini kok agak turun lagi. Mudah-mudahan kembali naik lagi harga gabahnya, agar petani sejahtera," lanjutnya.
Sementara Sekretaris Komisi II DPRD Boyolali, Gamma Wijaya, yang hadir dalam panen raya tersebut mengatakan, pihaknya mengapresiasi Gapoktan Manunggal Tani yang secara rutin menggelar pertemuan untuk membahas seputar pertanian.
"Dari masukan para petani yang tergabung dalam Gapoktan Manunggal Tani ini sangat aktif. Setiap satu bulan sekali itu ada pertemuan. Makanya hasil panen sangat sukses. Walaupun ada kendala sedikit yakni hama keong, tapi bisa diantisipasi. Terkait padi khususnya di Nogosari juga aman," kata Gamma Wijaya.
Kepala Desa Guli, Eko Fahrudin, menjelaskan, pertanian di Desa Guli termasuk sudah maju. Terlebih sudah tersedianya teknologi-teknologi untuk mendukung penanaman, pemupukan, maupun juga pemanenan.
Load more