Tradisi jamas pusaka ini diharapkan menjadi kegiatan yang bisa dilestarikan oleh generasi muda, agar mereka lebih mengenal peninggala dari Ki Ageng Pandanaran.
“Tidak hanya memahami simbol-simbol tersebut saja, namun bisa memahami simbol-simbol secar perilaku,” imbuhnya.
Sutikno menjelaskan arti kata pusaka dari kata “soko” yang memiliki arti tiang. Dimana tiang tersebut disimbolkan sebagai pribadi diri sendiri dan perilaku. Serta jamasan disimbolkan agar perilaku diri sendiri bisa mendapatkan keberkahan di kemudian hari.
Sementara itu, Bupati Semarang, Ngesti Nugraha mengucapkan terimakasih kepada panitia dan masyarakat yang iku serta dalam proses jamasan pusaka yang bertepatan dengan peringatan hari jadi Kabupaten Semarang yang ke 502 tersebut.
“Dalam Kirab Merti Bumi Serasi, masyarakat banyak memberikan hasil buminya berupa jagung, padi, ketela, dan sayuran sebagai wujud rasa syukur,” ungkapnya. (Abc/Buz)
Load more