Kebumen, tvOnenews.com - Penyebaran virus Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang sapi jenis Peranakan Ongole PO di Kabupaten Kebumen semakin meluas. Berdasarkan data terakhir pada Kamis (4/5/2023) ada 4.282 kasus, tersebar di semua kecamatan.
Dari 4.282 kasus, 980 dinyatakan sembuh, 27 mati, 16 potong bersyarat, dan 3.269 merupakan kasus aktif. Buluspesantren menjadi kecamatan paling banyak dalam penyebaran virus LSD dengan 808 kasus, kemudian Puring 620 kasus, Karanggayam 448 kasus.
Anton salah satu peternak di Desa Maduretno, Kecamatan Buluspesantren, mengatakan virus LSD yang menyerang sapi sudah sangat mengkhawatirkan. Di desa tempat tinggalnya, LSD sudah menyerang sekitar 90 persen populasi. Meningkatnya kasus LSD juga diikuti dengan kematian sapi ternak.
"Sapi di sini hampir semuanya kena LSD. Sudah ada lebih dari 10 sapi yang mati atau harus dibawa ke jagal (dipotong). Dan kasus baru terus ditemukan," katanya.
"Kita para peternak dan pemilik sapi sangat pusing dengan adanya LSD ini. Saya mohon pemerintah bertindak cepat, misalnya dengan pengadaan vaksin," harapnya diamini peternak lainnya.
Pemerintah Kabupaten Kebumen melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Distapang) telah melakukan berbagai upaya untuk mengobati dan mencegah virus LSD atau cacar.
"Kita sudah gencar mengadakan pengobatan massal ke desa-desa dengan melibatkan dokter hewan dari Puskeswan. Bagi desa yang mau melakukan pengobatan massal dapat berkoordinasi demgan Puskeswas terdekat untuk dijadwalkan pengobatan massal," terang Bupati Kebumen Arif Sugiyanto, Jumat (5/5/2023).
Virus LSD ini sudah hampir merata di semua kecamatan, terutama paling banyak kasus ditemukan di wilayah selatan Kebumen. Karena di sana banyak peternak sapi, seperti di Buluspesantren, Puring, Ambal, Petanahan.
Pemkab Kebumen melalui Distapang saat ini mulai menggencarkan pengobatan massal dengan pemberian obat dan vitamin untuk sapi. Setiap ekor sapi dikenakan biaya pengobatan sebesar Rp.5000.
"Sapi-sapi ini nantinya dikasih obat-obatan seperti vitamin dan obat nafsu makan. Tujuannya untuk menjaga ketahanan tubuh sapi dari serangan virus," lanjutnya.
Sampai saat ini, pemerintah daerah belum memiliki vaksin. Pemberian vaksin baru sekali diberikan dari pusat pada Februari 2023 kemarin dengan jumlah 260 vaksin, dan saat ini sudah habis, belum ada penambahan.
Sebagai informasi, penyakit LSD ini disebabkan oleh virus, dan secara khusus belum ada obatnya, namun bisa ditangani dengan pemberian pengobatan suportif yang berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh sapi.
Dengan stamina yang baik, maka tubuh berpotensi memiliki daya tahan yang baik untuk melawan infeksi. Penyakit LSD ini juga ditularkan melalui serangga (vektor mekanik) seperti lalat, nyamuk dan caplak.
Beberapa upaya peternak yang harus dilakukan dalam menangani Penyakit LSD ini sesuai petunjuk dari Distapang yaitu lakukan pembersihan kandang secara rutin pagi sore. Lakukan penyemprotan area kandang dengan cairan desinfektan. (wkn/buz)
Load more