Semarang, tvOnenews.com - Sejak beberapa hari terakhir harga telur ayam (negeri) di Kabupaten Semarang terus mengalami kenaikan yang signifikan.
Dari pantauan di Pasar Bandarjo, Ungaran Barat, pada Senin (15/5/2023), harga telur ayam bertahan di kisaran Rp 31 ribu sampai Rp 32 ribu per kilogramnya.
Hariyani, salah satu pedagang di pasar Bandarjo mengatakan harga telur mengalami kenaikan signifikan dibanding masa lebaran pada April 2023 lalu.
“Naik sudah dua hari ini mulai Minggu (14/5/2033) kemarin. Sebelumnya tidak pernah segini, lebaran saja paling tinggi Rp 28 ribu per kilogram,” jelasnya. Selasa (16/5/2023).
Dengan melonjaknya harga telur ayam tersebut, Ia mengaku bingung karena mendapat protes dari para pembeli.
Tak hanya itu, sebagian dari pelanggannya pun juga pada akhirnya membatalkan niat untuk membeli telur ayam.
“Banyak yang tanya terus ndak jadi beli, banyak. Biasanya saya sehari bisa jual tiga sampai empat kotak, per kotaknya isi 10 kilogram telur. Tapi sejak harganya naik ya menurun,” imbuhnya.
Hal yang sama juga diutarakan Muddakah, ia mengaku harga telur di kiosnya mencapai harga Rp 32 ribu per kilogram sejak Minggu.
“Normalnya ya sebelumnya itu Rp 30 ribu,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, Wigati Sunu mengatakan, kenaikan harga telur ayam saat ini disebabkan dua faktor.
Faktor pertama, menurut Sunu, yaitu banyaknya peternak yang melakukan afkir dini pada ayam petelur pada masa lebaran pada April 2023 lalu.
Afkir dini yaitu upaya mengurangi produksi indukan dengan memotong untuk dijual dagingnya. Akibatnya, jumlah pasokan telur pun berkurang.
“Informasi dari lapangan, banyak ayam petelur yang diafkir pada saat lebaran, dijual untuk daging ayam,” ungkap Sunu.
Selain itu, Sunu juga menerangkan faktor lain penyebab kenaikan harga telur ayam yaitu naiknya harga pakan ayam.
Kenaikan harga pakan ayam tersebut berimbas pada kenaikan biaya produksi bagi para peternak, sehingga para peternak turut menaikkan harga telur hasil produksinya.
“Yang kedua, adanya kenaikan harga pakan (ayam),” pungkas dia. (Abc/Dan)
Load more