Temanggung, tvOnenews.com - Seorang imam masjid di Temanggung, Jawa Tengah, terpaksa harus gagal berangkat ibadah haji akibat dampak dari kenaikan biaya ibadah haji.
Muhkuyin dan istrinya belum mampu untuk melunasi biaya haji yang jumlah totalnya mencapai lima puluh juta rupiah.
Inilah Muhkuyin (61), seorang imam masjid asal Temanggung, merupakan salah satu calon jemaah haji yang merasakan dampak dari kenaikan biaya haji.
Ia dan istrinya, Mu'izah Hastati (48), tinggal di Dusun Gondangan, Desa Tawangsari, Kecamatan Tembarak, Temanggung, Jawa Tengah. Sehari-harinya, Muhkuyin bekerja sebagai seorang petani yang menggantungkan hidupnya dari hasil ladang pertanian tembakau dan cabai.
Setiap sorenya, Muhkuyin juga mencari rumput untuk dua ekor kambing yang ia pelihara, kambing tersebut dijadikan sebagai tabungan biaya sekolah untuk ketiga anaknya yang saat ini masih duduk di bangku SMP dan juga pesantren.
Sementara sang istri, Mu'izah Hastati, kesehariannya bekerja sebagai buruh, membuat kue bapao di tempat saudara iparnya.
Awalnya, Muhkuyin dan istri mendaftar sebagai calon jemaah haji pada tahun 2012, dan dijadwalkan berangkat pada tahun 2020, namun akibat adanya pandemi Covid-19, keberangkatan ibadah haji mereka terpaksa harus ditunda, dan dijadwalkan berangkat pada tahun 2023.
Namun kini, hal yang sama harus kembali mereka rasakan sebagai imbas dari kenaikan biaya ibadah haji, mereka terpaksa harus menunda keberangkatan ibadah haji lantaran belum mampu melunasi biaya pelunasan ibadah haji sebesar lima puluh juta rupiah.
"Karena harus menutup biaya yang besar saya kekurangan untuk melunasinya, iya terkendala biaya pelunasan, saya sudah mengeluarkan uang dua puluh juta lebih dan kurangnya masih sekitar dua puluh lima juta untuk pelunasan. Istri saya juga gagal, jadi kita berdua kurangnya lima puluh jutaan untuk pelunasan, harapan saya ke pemerintah ya harganya diturunkan jadi untuk masyarakat kecil seperti saya ini tidak merasa keberatan," katanya.
Mu'izah Hastati, istri Muhkuyin mengaku, mereka sudah membayar masing-masing 25 juta rupiah saat mendaftar, dan biaya pelunasan ibadah haji yang belum mampu mereka lunasi masing-masing sebesar 24.800.000.
Selain itu, saat pendaftaran pada tahun 2012, mereka mendaftar haji bersamaan dengan ibu dari Mu'izah Hastati, dan saudara iparnya. Sang ibu dan saudara ipar dari Mu'izah Hastati dinyatakan bisa berangkat tahun ini setelah mampu melunasi biaya pelunasan ibadah haji.
"Tahun 2012 saya mendaftar berempat sama suami, ibu, dan kakak ipar saya dan dijadwalkan berangkat tahun 2020 tapi gagal karena ada Covid-19, lalu dijadwalkan berangkat tahun ini, tapi gagal lagi karena saya dan suami saya tidak bisa melunasi biaya haji akibat kenaikan biaya ibadah haji, tapi ibu dan kakak ipar saya bisa berangkat tahun ini karena sudah mampu melunasi," ungkap Mu'izah Hastati, istri Muhkuyin.
Selain sebagai petani, Muhkuyin juga menjadi imam di salah satu masjid yang letaknya hanya 10 meter dari rumah Muhkuyin. Di mata lingkungan sekitar, ia dikenal dengan kepribadian yang baik serta sangat bermasyarakat.
"Kalau Pak Muhkuyin itu jadi imam di masjid ini sudah lama udah ada puluhan tahun Mas, bahkan dari sebelum masjid ini direnovasi seperti sekarang ini, orang nya baik, ramah dan juga sangat bermasyarakat di sini," jelas Ahmad Mutakin, tetangga Muhkuyin.
Kini, Muhkuyin dan Mu'izah Hastati sangat berharap pada pemerintah agar biaya ibadah haji dapat kembali turun, supaya biaya kenaikan haji dapat terjangkau bagi masyarakat kecil. (Pro/Dan)
Load more