Wonosobo, tvOnenews.com - Antusiasme warga jadi modal utama, Program Kampung Iklim (Proklim) Dusun Kawista, Desa Adiwarno, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah diresmikan.
Program ini merupakan program lingkup nasional yang dikelola Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam rangka melibatkan masyarakat dalam melakukan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta penurunan emisi gas rumah kaca.
Tidak hanya melibatkan masyarakat, program ini juga melibatkan pemangku kepentingan.
Sebagai salah satu pemangku kepentingan yang terlibat, CSR Department Head PT Pamapersada Nusantara Maidi Irvan mengatakan antusiasme dan keterbukaan warga terhadap program ini merupakan modal yang paling utama.
“Karena warga di sini antusias dan mereka welcome dengan Proklim makanya kita mau bantu di sini jadi salah satu binaan kita,” ujar Maidi di acara peresmian Proklim Dusun Kawista, Selasa (6/6/2023).
Maidi menyebut dipilihnya Dusun Kawista sebagai sasaran Proklim karena berdasarkan hasil assessment wilayah ini punya sumber daya alam atau faktor alamnya mendukung serta adanya keterlibatan masyarakat atau warganya berperan aktif.
“Jadi kami datang kemari 5 bulan lalu. Kami bertemu penggerak di sini. Ternyata sudah berjalan. Kami cek potensi alam, produk binaan (home industry) itu sudah ada walaupun belum dibina secara intensif atau belum ada orang tua asuh,” katanya.
Dia mengatakan Proklim di Dusun Kawista bukanlah yang pertama.
Program ini sudah dikembangkan pihaknya di 19 kampung yang tersebar di Pulau Kalimantan, Sumatera dan Jawa.
Adapun pola Proklim ini adalah pendampingan seperti pelatihan biogas, pembuatan kompos dan ada tim penggeraknya.
“[Pendampingan] Proklim ini tidak ada jangka waktu. Semua tergantung masyarakatnya sendiri. Kalau belum bisa naik grade kita bina terus. Target kita nasional,” jelasnya.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat. Dok: Novianti Siswandini-tvOne
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat minta dinas terkait cawe-cawe atau terlibat Proklim di Dusun Kawista.
"Mau tidak mau harus terlibat. Misalnya jalannya jelek. Maka dinas PU harus terlibat. Sehingga, Proklim pun berjalan baik. Ending-nya mengubah paradigma masyarakat jadi lebih lestari," kata Afif.
Dia berpendapat Proklim akan bergerak kalau masyarakatnya welcome atau terbuka dan tergerak.
"Sebaik apapun programnya tapi kalau tanpa partisipasi warga pasti tidak akan berjalan baik," ujar Afif.
Afif berharap Proklim di Dusun Kawista ini bisa berjalan baik. Pasalnya, dusun ini sudah punya modal utama.
Sementara itu, Ketua Proklim Kawista Aan Ibnu Khumed menambahkan program ini diharapkan bisa berhasil dan bisa masuk di level nasional.
Hal ini mengingat potensi alam dan warganya yang sangat mendukung.
“Ke depannya kami ingin menjadikan Dusun Kawista sebagai Kampung Wisata Proklim. Sungai yang ada di tengah kampung akan didesain menjadi destinasi wisata. Produk UMKM berbasis pangan lokal untuk wisata kulinernya. Ada batik lokal. Nanti akan dibuat batik khas kawista. Motif batik ini terinspirasi dari buah kawista. Inilah yang jadi ikonnya,” kata dia.(nsi)
Load more