Ia mengaku sengaja memakai blangkon ke tanah suci sekaligus ingin mengenalkan blangkon ke jemaah lain. Mengingat ibadah haji di tanah suci tak hanya jemaah dari Indonesia, melainkan juga banyak dari luar negeri.
"Mengenakan blangkon karena saya merasa orang Jogja dan blangkon adalah salah satu tradisi pakaian keraton Jogja," ujarnya.
Menurutnya, mengenakan blangkon sebagai wujud nguri-uri budaya. Sehingga perlu dibawa ke manapun agar orang lain tahu.
"Ya gak apa-apa pakai blangkon pokoknya saya mencari identitas tersendiri. Kan orang sekarang sudah menjauhi adat Jawa. Kalau tidak kita yang nguri-uri kan ya repot. Sedangkan harganya kan mahal. Kalau yang saya pakai ini harganya sedang-sedang saja, dulu Rp 150.000. Kalau yang mahal hampir jutaan," ujarnya.
Kus Margana mengatakan saat sampai di tanah suci nanti akan mengenakan blangkon sesuai situasi dan kondisi. Ia pun juga membawa peci untuk persiapan ibadah di sana.
"Peci juga bawa tapi hal itu nanti saya pakai bilamana perlu. Kalau sekarang masih nyaman pakai blangkon. Saat sampai di sana (tanah suci) tergantung sikon memakainya," ujarnya.
Load more