Pati, tvOnenews.com - Malam pergantian tahun baru Hijriah 1445 H atau 1 Suro, masyarakat Pati, Jawa Tengah, menggelar berbagai tradisi yang unik.
Salah satu tradisi yang hingga kini masih dilakukan adalah jeguran atau mandi di kolam Pesarean Mbah Mutamakkin Kajen, Kecamatan Margoyoso, Pati.
Mandi di dalam kolam ini pada malam 1 Suro dipercaya dapat mendatangkan keberkahan, menjaga kesehatan dan membuat tubuh awet muda.
Puluhan santri dan warga antusias mengikuti tradisi jeguran atau mandi di kolam Pesarean Kajen, Pati, Jawa Tengah. Mereka bermain air sambil membersihkan tubuh di malam pergantian tahun baru islam.
Seperti yang dilakukan oleh Dahlan bersama teman – temannya, yang datang sejak pukul 20.00 WIB. Ia bersama warga lainnya begitu bersemangat mengikuti tradisi jeguran kolam.
Dahlan meyakini dengan mandi di kolam Pesarean Kajen bisa menyembuhkan penyakit kulit yang dialaminya. Selain untuk menyembuhkan penyakit kulit, momen jeguran kolam ini sekaligus untuk menghilangkan penat di tengah padatnya kegiatan mondok di pesantren.
“Mandi disini biar sehat, menghilangkan gudik (kudis), selain itu juga cari keberkahan. Mandi disini malam satu suro tiap tahun, ini sudah yang kedua kali,” kata salah seorang santri Ponpes Assalafiyah 1 Kajen, Dahlan, Selasa (18/7/2023) malam.
Sementara perangkat Desa Kajen, Abdul Karim menjelaskan, masyarakat mempunyai beragam kepercayaan mandi di kolam Pesarean Kajen sejak puluhan tahun lalu. Ada yang berharap dengan mandi di sana awet muda, hingga hanya sekadar mandi agar badan sehat dan bersih.
“Untuk kegiatan malam 1 suro di Desa Kajen, biasanya masyarakat Kajen mandi bersama di blumbang (kolam) sarean peninggalan mbah Ahmad Mutamakkin. Disini terdapat banyak warga, mulai dari anak pondok pesantren se Desa Kajen dan masyarakat Desa Kajen. Mereka mempercayai jika mandi di kolam blumbang mbah Mutamakin ini dipercaya bisa lebih sehat, awet muda dan manfaat kasiatnya banyak,” ujarnya.
Karim mengungkapkan, untuk waktu mustajab mandi di Pesarean Kajen diyakini pada pukul 00.00 WIB.
“Untuk mandi seperti ini biasanya mujarabnya kata orang orang tua dulu jam 12 malam. Cuma disini karena banyaknya pengunjung, jadi habis isya sudah ramai sekali. Meski ramai seperti ini, kita sebagai pemerintah desa maupun kepanitian Haul 10 Suro tetap mengawasi terkait anak-anak yang mandi di blumbang ini, dikarenakan yang namanya mandi malam ramai ramai dikawatirkan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,” pungkasnya.
Untuk mandi bersama malam satu Suro tahun ini sumber mata air di kolam pesarean Kajen sedikit berkurang, sehingga digunakan mesin pompa air supaya kolam teraliri air. Sementara untuk kedalaman kolam berkisar antara 40-50 cm. (arm/buz)
Load more