Sementara itu, koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Gabus, Eny Prasetyowati, mengatakan KWT juga mengembangkan tanaman yang diberdayakan menjadi pangan olahan. Sehingga nantinya bisa membantu ekonomi keluarga. Apalagi krisis iklim melanda dunia sehingga harus ada langkah antisipasi.
“Yang kami tekankan saat ini adalah pemanfaatan pekarangan dan olahannya. Kenapa karena saat ini kami melihat bahwa krisis iklim ini sudah semakin mengkawatirkan. Dan kita krisis pangan sudah di depan mata. Saat ini memang yang ibu ibu bisa lakukan kalau perluasan lahan jelas nggak mungkin, yang mungkin adalah menanam di pekarangan,” ujar dia.
Dengan menanam berbagai jenis sayuran, lanjut Eny, dapat membantu dalam upaya ketahanan pangan apabila diolah secara mandiri.
“Dari binaan kita kami mengadakan pendampingan dipekarangan pekarangan ada sekitar 15 KWT di 15 desa, bahwa pekarangan pekarangn itu bisa dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan ketahanan pangan keluarga. Seperti dari sisi sayuran, protein dari perikanan dan peternakan. Terus berbagai pangan lokal yang kami olah untuk ketahanan pangan keluarga,” pungkasnya.
Pemanfaatan pekarangan rumah dengan ditanami berbagai sayuran dan tanaman obat obatan, budidaya perikanan dan peternakan ini mengantarkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Puspa Indah Desa Soko menyabet juara satu lomba pemanfaatan pekarangan rumah tingkat Kecamatan Gabus pada HUT Kemerdekaan RI ke-78 tahun 2023. (arm/buz)
Load more