Semarang, tvOnenews.com - Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah miliki program untuk membantu warga kurang mampu dengan mengumpulkan uang koin dari warga untuk warga. Program ini bahkan sudah mulai dilakukan sejak dua bulan yang lalu.
Uang koin yang terkumpul bahkan mencapai Rp 35 juta dan dimanfaatkan untuk membantu merenovasi rumah warga yang tidak layak huni hingga memberikan berbagai bantuan mulai dari sembako bagi lansia, kursi roda bagi difabel hingga mesin pompa air untuk menyedot air banjir saat musim hujan tiba.
Hal tersebut sontak diapresiasi Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu yang datang untuk meresmikan renovasi rumah tak layak huni dari hasil pengumpulan uang koin warga.
"Ini sangat luar biasa. Di rumah itu kan koin kadang buat kerikan, tapi ternyata bermanfaat bagi masyarakat, kita tahu bahwa dua bulan saja bisa Rp 35 juta," kata Ita, sapaan akrabnya, usai meresmikan renovasi rumah di Kelurahan Pendrikan Lor Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (8/9/2023).
Diakui Ita jika kegiatan tersebut harus menggunakan dana APBD maka tidak bisa secepat ini untuk memberikan bantuan. Pasalnya, harus ada laporan pertanggungjawaban yang dibuat untuk melaporkan pengeluaran anggaran tersebut.
"Kalau pakai APBD susah SPJnya. Ini Jumat bersedekah koin program sangat luar biasa," bebernya.
Bahkan menurut Ita, program ini dinilai mampu mengentaskan kemiskinan ekstrim. Di sisi lain, ia juga mengapresiasi stakeholder terkait yang turut serta dalam menjalankan program ini antara lain PKK, banser, karang taruna, Babinsa, Babinkamtibmas, dan lainnya.
Upaya gotong royong ini bisa menjadi contoh yang bisa diimplementasikan di wilayah lainnya. Pihaknya berencana akan mengemas program ini agar bisa diikuti kelurahan lainnya.
Salah satu penggunaan dana ini adalah untuk merenovasi rumah salah seorang warga Pendrikan Lor Kecamatan Semarang Tengah yang tidak layak huni.
Melalui gerakan sumbangan koin ini, rumah Mbah Sarinem (90) berhasil dibedah menjadi rumah yang lebih layak untuk dihuni bahkan rumah tersebut disertai kamar mandi yang lebih bersih dan rapi.
Selama pembangunan berlangsung, Mbah Sarinem dan keluarga diminta tinggal bersama saudaranya. Namun, selama proses pembangunan biaya hidup ditanggung dari hasil sumbangan koin warga tersebut.
Sarinem mengaku senang dan sangat bersyukur karena warga setempat sangat memperhatikan dirinya.
"Alhamdulillah saya senang, maturnuwun (terimakasih) sudah dibuatkan rumah untuk berteduh. Sebelumnya hanya gubug," ungkap Mbah Sarinem.
Selama ini dia tinggal bersama anak-anaknya. Ada rumah berukuran 3 x 7 meter tersebut ada empat orang yang tinggal termasuk Mbah Sarinem. Tak hanya dibenahi rumahnya, fasilitas rumah pun diberikan.
"Tadinya ada kasur tapi jelek, ini sudsh empuk. Tadi, ibu wali juga mau kasih televisi," ucapnya.(dcz/buz)
Load more