Grobogan, tvOnenews.com - Susanto (44) akhirnya diseret ke meja hijau, seusai kedoknya sebagai dokter gadungan terbongkar pada Juni 2023.
Pria lulusan SMA asal Dusun Kawu, Desa Tunggulrejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah ini berhasil lolos rekruitmen dan bekerja di RS Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya selama dua tahun lebih.
Susanto sang dokter gadungan pun ditugaskan di Klinik K3 PT Pertamina EP IV Cepu sejak 15 Juni 2020.
Ternyata tipu daya dokter gadungan itu juga menyasar daerah lainnya. Tak luput juga Kabupaten Grobogan.
RS Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya. (Ist)
Rinciannya, Susanto bekerja sebagai dokter Puskesmas Gabus hingga menjabat Direktur RS Habibullah pada periode 2006.
Selanjutnya, pada akhir 2006 hingga 2008 Susanto menjabat Kepala Unit Tranfusi Darah (UTD) PMI Grobogan.
"Hanya supervisor di PMI bukan pelaksana dan saat di Puskesmas Gabus, ketika pengobatan massal pak Susanto minta ruang sendiri dan lucunya resep obatnya monoton," kata Djatmiko saat dihubungi melalui ponsel, Jumat (15/9/2023).
Beberapa tahun puas mengadali tiga institusi kesehatan di Grobogan, Susanto kemudian kabur ke daerah lain.
Sampai suatu ketika pada 2011, IDI Grobogan terkejut mendapat kabar dari Kalimantan bahwa Susanto terbongkar kejahatannya sebagai dokter gadungan.
"Terus terang kami kecolongan. Ngakunya dokter lulusan Universitas Australia dan penyetaraannya di Undip. Ternyata hanya lulusan SMA. Di Kalimantan mengaku sebagai dokter spesialis obgyn, namun kagok saat penanganan operasi. Dia pun dihukum disana. Sejak saat itu kami lebih ketat," ungkap Djatmiko.
Tidak jera setelah tuntas melakoni kurungan penjara di Kalimantan, Susanto kembali berulah dan hukum atas kasus serupa. Residivis ini kembali berulah.
"Susanto menghubungi IDI Grobogan untuk perpanjang STR pada 2022 alasan STR mati. Pikirnya kami tidak tahu, setelah saya cecar, dia menghilang dan tahu-tahu dapat kabar dia ditangkap di Jawa Timur," terang Djatmiko.
Kepala Desa Tunggulrejo, Mustaqfirin, membenarkan, Susanto adalah warganya yang sudah lama merantau.
Susanto seorang anak petani dengan tiga bersaudara itu pernah bersekolah di SDN Tunggulrejo, SMP Negeri Gabus dan SMA di Magelang.
Susanto menikah pada 2003, namun, pernikahannya berakhir perceraian.
"Susanto pendiam dan tak pernah kumpul warga. Sejak kecil sampai dewasa tinggal di Desa. Dia jarang pulang sejak merantau di Kalimantan," kata Mustaqfirin.(spo/muu)
Load more