Banjarnegara, tvOnenews.com - Dampak kemarau panjang terus meluas hingga ke lahan pertanian, di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Akibat mengalami kesulitan air sejumlah petani kentang di Dataran Tinggi Dieng terpaksa mengambil air dari obyek wisata telaga. Biaya ekstra dikeluarkan oleh para petani agar tanaman tidak mati dan gagal panen.
Menurut salah satu petani kentang, Joko, hujan tidak turun selama 3 bulan terakhir membuat sumber mata air untuk pengairan lahan tanaman kentang milik petani pun mengering.
“Sudah 3 bulan tidak turun hujan, ini dampaknya tanaman kentang jadi kering dan mati,” ujarnya saat ditemui dilokasi, Selasa (19/08/23).
Para petani mengaku, untuk menyedot air dari telaga menggunakan mesin diesel membutuh biaya ekstra. Selain harus menyambung pipa paralon sejauh 1,5 km hingga ke lahan pertanian, dalam satu hari penyiraman sejak pagi hingga sore hari petani dapat menghabis hingga 5 liter solar.
“Selain harus beli pipa paralon sejauh 1,5 kilometer, sehari saya bisa habis solar 5 liter. Padahal ini sudah tidak turun hujan selama 3 bulan, kalau tidak disiram bisa mati dan gagal panen,” terangnya.
Joko juga menjelaskan, hingga saat ini ada sekitar 20 hektar lahan tanaman kentang menggantungkan sumber air untuk penyiraman dari telaga tersebut. Rata-rata penyemprotan dilakukan pada tanaman kentang usia 0 hingga 3 bulan.
“Yang menggantungkan air dari telaga merdada ini ada ratusan petani disini, karena lahan yang ditanami kentang disekitar sini saja ada 20 hektar di daerah Bakal, Karangtengah dan Buntu. Yang disemprot mulai usia tanam dari 0 hingga 3 bulan,” jelasnya.
Sementara itu akibat penyedotan air ini, debit air Telaga Merdada mengalami penyusutan cukup signifikan. Permukaan air telaga pun tampak turun hingga mencapai 30 centi meter. (rbo/buz)
Load more