Semarang, tvOnenews.com - Cuaca panas ekstrem terjadi di Kota Semarang. Beberapa hari terakhir, rata-rata suhu mencapai 37 derajat celcius. Hal ini pun sangat berdampak pada sistem kekebalan tubuh manusia.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan, selain menyerang imunitas tubuh, kondisi panas seperti ini juga berpotensi menimbulkan penyakit seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan Diare.
Selain itu, potensi penyakit Diabetes juga bisa terjadi manakala orang yang memiliki kegawatan Diabtes sering mengkonsumsi minuman dingin atau es yang mengandung kadar gula tinggi saat cuaca panas.
Oleh karena itu, Hakam menghimbau kepada masyarakat untuk tidak sering meminum produk instan dengan kadar gula tinggi yang banyak dijual. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menunda diet agar sistem kekebalan tubuh bisa terjaga.
“Seandainya kita mengetahui suhu udara luar diatas 40 derajat misal atau sekarang 36 panasnya sudah luar biasa dan resikonya dehidrasi tinggi. Kemudian orang dehidrasi dan dia memiliki penyakit diabetes kencing manis, yang diminum tidak asal minum saja pokoknya dingin dan ternyata kadar gula tinggi pasti akan membuat beresiko ke keadaan yang kegawatan untuk orang diabetes,” ujarnya saat ditemui awak media di kantornya, Senin (2/9/2023).
“Selain untuk merehidrasi, orang normal biasanya minum 2 liter perhari tapi kalau kondisi panas harus ditambah setengah sampai satu liter. Seperti ini juga tidak boleh diet dulu, kalau sehari tiga kali makan ya tiga kali, kalau perlu pakai vitamin yang mungkin bisa vitamin C, B dan vitamin B Complex bisa membantu tubuh kita agar sistem kekebalan tubuh kita naik. Karena cuaca seperti ini kita harus dibutuhkan meningkatkan kekebalan tubuh makanya tidak boleh terlambat makan, cukupi hidrasi di tubuh kita dan hindari stress,” lanjutnya.
Sementara masyarakat juga diharapkan bisa mengurangi aktivitas di luar ruangan. Manakala memang tidak bisa dihindari, disarankan untuk memakai produk body lotion dan alat pencegah paparan sinar matahari secara langsung.
“Kalau cuaca panas aktivitas di dalam, bukan tidak bekerja tetapi aktivitas pekerjaan mungkin harus lebih di dalam ruangan. Dan kita bisa lihat pas keluar pakai UV pakaian tertutup kacamata hitam untuk mengurangi paparan matahari. Lalu kalau ada keluhan tenggorokan gatal jangan sampai menunggu demam, silahkan datang ke puskesmas silahkan ke klinik,” paparnya.
Lebih lanjut, Hakam menjelaskan jika kondisi kualitas udara yang diteliti setiap bulan yakni seperti CO2, Nitrogen Dioksida, kemudian debu-debu Particulary Matter (PM) 10 dan PM 2,5 ini bisa berakibat radang tenggorokan.
“Nah PM 10 dan 2,5 ini yang di 16 kecamatan kondisinya itu di level sedang dan merah. Nah debu-debu PM 10 dan 2,5 itu kalau memapar kita manusia bisa menyebabkan radang di tenggorokan. Kalau masuk di saluran mata jadi keruh. Kemudian resiko diabetesnya akan tinggi,” imbuhnya.(dcz/buz)
Load more