Rembang, tvOnenews.com - Dampak pembangunan jalan Pantura di Kecamatan Kaliori, Rembang, Jawa Tengah, dikeluhkan para petani garam. Pasalnya, debu pembangunan jalan proyek tersebut mencemari puluhan hektare tambak garam milik petani dan membuat para petani merugi hingga puluhan juta rupiah.
Total saat ini ada sekitar 50 hektare tambak garam yang terdampak. Disaat musim kemarau seperti saat ini, biasanya petani garam bisa meraup untung hingga Rp 1,5 juta per tiga hari sekali panen. Namun, imbas debu proyek membuat harga jual garam mereka merosot hingga 50 persen.
Salah satu petani garam asal Desa Dresi, Kecamatan Kaliori, Rembang, Rasmani, mengatakan, pada musim panen kali ini garam miliknya yang seharusnya mengkristal, kini kualitasnya menurun bahkan lembek seperti bubur.
“Kami mengeluhkan garam ini tidak bisa dipanen karena kena debu dari perbaikan jalan pantura. Saya punya 1,5 hekter, sudah setengah bulan garamnya jadi seperti lumpur tidak bisa dipanen,” ujar Rasmani, Selasa (3/10/2023).
Biasanya dalam tiga hari, kata Rasmani dirinya mampu memanen garam hingga 1,5 ton. Namun imbas adanya debu pengerjaan jalan, ia dalam tiga hari hanya bisa memanen garam sebanyak 4 kwintal.
“Biasanya tiga hari garam sudah bisa dipanen, sekarang tujuh hari belum bisa dipanen. Satu hari biasanya dapat panen 1,5 ton, sekarang paling 3 sampai 4 kwintal. Sebelumnya pendapatan tiga hari bisa satu juta lebih, saat ini hanya Rp 300 ribu – Rp 500 ribu,” terangnya.
Selain itu, harga garam yang seharusnya dijual dengan harga Rp 1.300 per kilogram, kini hanya laku dijual dengan harga kisaran dibawah Rp 1.000 per kilogram.
Load more