Pati, tvOnenews.com - Kekeringan dampak dari el nino mengakibatkan petani di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, gagal tanam di musim tanam ketiga tahun 2023 ini. Akibatnya, stok gabah di tingkat petani menipis dan menyebabkan harga gabah melonjak.
Seperti yang terlihat di lahan persawahan di Desa Jambean Kidul, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Hingga memasuki awal Oktober ini terlihat mengering dan bekas panen padi di musim tanam kedua lalu masih dibiarkan para petani begitu saja.
Salah seorang petani di Desa Jambean Kidul, Kamelan mengatakan, biasanya para petani sudah melakukan persiapan untuk musim tanam ketiga, namun karena kekeringan petani pun urung untuk musim tanam ketiga di akhir tahun 2023 ini. Akibat gagal tanam ini, stok gabah di tingkat petani pun tidak ada.
“Kekeringan tahun ini lebih parah dibandingkan tahun tahun lalu, dan akibatnya banyak lahan lahan yang tidak bisa ditanami. Ada yang gagal tanam karena kekurangan air, ada juga yang sengaja tidak ditanami karena diprediksikan airnya tidak mencukupi,” kata Kamelan, Rabu (4/10/2023).
Karena stok gabah tidak ada, harga gabah pun melonjak dari harga sebelumnya di kisaran Rp 5.000 hingga Rp 6.000 per kilogramnya, menjadi Rp 7.500 hingga Rp 8.000 per kilogramnya untuk gabah kering panen.
Sementara harga gabah patokan dari pemerintah dikisaran Rp 5 ribu per kilogramnya. Melonjaknya harga gabah inilah yang akhirnya juga memicu kenaikan harga beras saat ini.
“Di tingkat petani harga gabah ketika jual Rp 7.500 per kilogram, itu gabah kering panen. Diperkirakan sampai Desember akan naik lagi karena daerah darah panen sudah habis gabahnya,” ujar dia.
Load more